Pada gelombang pertama dan kedua, mereka tidak masuk dalam daftar nama yang berangkat ikut kapal mudik gratis KM Prima Nusantara 01. Bahkan, kapal KM Sabuk Nusantara yang biasa melayani perjalanan reguler dari Banyuwangi - Sapeken juga tak kunjung datang.
"Kami saat ini tidak jelas. Tiket masih belum dapat. Kalau tidak ada yang mudik gratis kita minta yang reguler saja. Lah ini tiket juga tidak ada," ujar Harsan (53), salah satu pemudik kepada sejumlah wartawan, Kamis (22/6/2017).
"Bekal kita hampir habis mau pulang ke Jember juga nanggung sudah ada disini," kata Rubiyah, salah satu pemudik lainnya.
Tak hanya itu, kondisi mereka cukup memperihatinkan. Demi menanti kedatangan kapal dan jatah tiket untuk berangkat ke kampung halaman di Pulau Sapeken, Sumenep, Madura, mereka rela tidur di atas lantai dingin bersama ratusan warga lain.
Mereka juga menggunakan alas seadanya, seperti terpal, koran dan matras seadanya untuk sekedar tidur dan beristirahat. Mereka juga bertahan dari terpaan angin laut dengan koper dan tas bawaan mereka.
Sementara itu, Kepala KSOP Tanjungwangi, Banyuwangi membenarkan adanya para pemudik yang masih menunggu adanya pemberangkatan kapal ke Pulau Sapeken dan pulau pulau kecil di Madura. Mengenai pemudik yang belum mendapatkan tiket lantaran sebagian para pemudik datang terlambat.
"Tiket sebenarnya sudah dijual di lokasi dan secara online. Mereka datang terlambat. Kami berupaya untuk mendatangkan kapal tambahan," ujarnya.
Sementara terkait kendala keterbatasan sarana dan prasarana di pelabuhan, pihak pelabuhan sudah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Namun lantaran banyaknya pemudik yang saat ini masih berada di Pelabuhan membuat sarana dan prasarana tersebut terlihat kurang.
"Kita nanti minta ke provinsi untuk menambah kapal tambahan untuk angkut pemudik," tambahnya.
Pemudik, saat ini berharap dapat terangkut pada pemberangkatan kapal berikutnya tanggal 23 Juni 2017. Karena diperkirakan, pada tanggal itu bakal ada dua pemberangkatan kapal baik KM Prima Nusantara 01 maupun KM Sabuk Nusantara 56. (bdh/bdh)