Salah seorang warga Desa Balung Lor, Kecamatan Balung, Nunung mengatakan, hampir seminggu ini dia kesulitan untuk mendapatkan Elpiji berukuran 3 kilogram. Setiap kali ke pengecer, selalu mendapat jawaban habis dan belum mendapat kiriman. Kondisi ini membuat dia kelimpungan.
"Keluarga kan kalau masak sekarang ini sudah pakai gas Elpiji. Jadi kalau kesulitan, ya sudah kita jadi kelimpungan," kata Nunung, saat ditemui sejumlah wartawan, Kamis (22/6/2017).
Nunung mengaku baru dapat membeli Elpiji di kawasan kecamatan Rambipuji, yang jaraknya sekitar 7 kilometer dari rumahnya. "Itu pun saya orang yang terhitung terakhir. Sebab di sana tinggal beberapa tabung saja yang masih ada gasnya. Kebanyakan (tabungnya) sudah kosong," tambah Nunung.
Pemilik toko kelontong itu tidak tahu pasti kenapa gas elpiji langka saat beberapa hari menjelang lebaran. Padahal, pada lebaran sebelumnya tidak terjadi. "Kalau lebaran tahuin lalu sih nggak seperti ini. Saya tidak tahu kenapa, apakah memang pasokannya telat atau ada penimbunan," kata Nunung.
Salah seorang agen gas Elpiji di Jember, HM Satib mengakui bahwa ada perubahan sistem pasokan yang dia terima dari distributor. Jika pada tahun sebelumnya, dua minggu sebelum lebaran sudah ada pasokan, namun kali ini justru pasokan akan dikirim beberapa hari menjelang lebaran.
"Ini yang membuat kita kehabisan stok menjelang lebaran. Apalagi ketika puasa ini kan kebutuhan Elpiji meningkat. Saya sudah sampaikan sebelumnya agar hal ini bisa diantisipasi. Tapi tidak ada respon," kata Satib.
Menurut Satib, akibat terlambatnya pasokan ini, piahaknya juga menjadi sasaran para pengecer karena mereka juga dikomplain pelanggan. "Bahkan ada kecurigaan kalau ada penimbunan, padahal kan memang stoknya habis," katanya.
Oleh karena itu, pengusaha yang juga ketua DPC Partai Gerindra Jember ini berencana menyampaikan apa yang terjadi ke Komisi VII DPRRI agar bisa ada tindaklanjuti.
"Di Komisi VII ada kader kita yang dari Dapil Jember. Kita akan sampaikan ke beliau tentang kondisi ini agar segera ada solusi dan tidak terulang kembali. Semoga segera ada tindak lanjut," pungkas Satib. (bdh/bdh)