Kepada detikcom, Wijiyati mengaku nilai tabungan sesuai dengan catatan yang dimilikinya. Dia pun percaya uang yang dititipkan kepada Rosita benar-benar disetorkan ke sekolah.
"Ada rinciannya, dan semua saya catat. Kami tetap mau uang tabungan itu," tegas Wijiyati saat ditemui di kediamannya, Dusun Nglendangan, Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Rabu (21/6/2017).
![]() |
Wijiyati menyebutkan uang tabungan awal disetorkan saat Rosita duduk di bangku kelas VI. "Jumlahnya banyak, nabung pertama Rp 20 juta, dan berikutnya ada lagi, semua saya catat," terang ibu dua anak ini.
Sesuai catatan tabungan yang dimiliki Wijiyati, terlihat beberapa setoran tabungan ditulis. Seperti setoran tabungan pada 24 September 2017, sebesar Rp 22.500.000 + 500.000. Wijiyati mengaku uang itu disetorkan saat putri sulungnya naik kelas IX. "Itu mulai ajaran baru, tapi tertulis 2017, sebenarnya 2016," katanya.
Pada 6 Maret 2017, ada juga catatan setoran uang ratusan ribu rupiah, yang diklaim Wijiyati merupakan tabungan Rosita kepada sekolah. Ada catatan daftar uang ratusan ribu rupiah, tetapi ada tanda silang di atasnya.
![]() |
Di tanggal 20 Februari 2017, Wijiyati juga mencatat perincian uang tabungan, untuk hari juga sama, Selasa Rp 1 juta, Rabu Rp 2 juta, Kamis Rp 1 juta, Jumat Rp 1 juta, dan Sabtu Rp 2 juta. Wijiyati juga menjumlah total keuangan dari rincian uang tabungan yang disetor.
Dua hari berikutnya juga diklaim sebagai hari kembali menyetor uang tabungan. Jumlahnya bervariasi. Tanggal 25 Februari 2017, ada tiga kali setoran tabungan. "Ini uang yang ditabung," katanya, yang mendampingi Rosita.
![]() |
Berbeda dengan sekolah, yang mengacu pada buku tabungan dimiliki, di situ tercatat Rosita hanya menabung Rp 135 ribu, terakhir pada 3 September 2016 sebesar Rp 50 ribu. Di buku itu, Rosita hanya menabung sebanyak lima kali.
"Kalau sesuai buku tabungan, jumlahnya Rp 135 ribu," ujar Kepala MTS Negeri Tumpang, Pono, secara terpisah. (bdh/bdh)