Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendukung sepenuhnya langkah itu demi akselerasi bandara. Campur tangan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Pariwisata, diyakini bisa meningkatkan profesionalitas Bandara.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini yang punya concern luar biasa dalam mengembangkan Banyuwangi," ujar Anas kepada detikcom, saat dihubungi melalui WhatsApp, Minggu (18/6/2017).
Anas mengatakan, dengan pengelolaan oleh AP II, pengembangan bandara bisa lebih cepat dilakukan. AP II memiliki pengalaman mengembangkan berbagai Bandara di Indonesia, termasuk Bandara Soekarno-Hatta, salah satu bandara tersibuk di dunia.
"AP II tentu lebih detil dan cepat dalam mengembangkan bandara. Pengalamannya sudah teruji dan terbukti mengembangkan berbagai bandara di Indonesia, " ujar Anas.
Bandara Banyuwangi mulai beroperasi 2010. Sejak 2014, pemerintah daerah mengembangkan terminal baru berkonsep hijau pertama di Indonesia dengan dana APBD Banyuwangi dan Pemprov Jatim. Bupati Anas sengaja mengambil konsep tersebut untuk menunjang pengembangan wisata.
"Karena kalau mau bersaing dengan kota-kota besar jelas kalah. Dari Los Angeles sampai Bali semua bandara penuh kaca. Maka perlu diferensiasi. Kami putuskan bikin yang arsitekturnya unik, timeless, berkonsep hijau, dan mengadopsi budaya lokal. Sehingga ini bukan hanya jadi bandara, tapi ikon wisata baru," kata Anas.
Anas lalu meminta arsitek Andra Matin untuk menerjemahkan idenya tersebut. Lalu jadilah terminal baru yang kini hanya tinggal menunggu izin untuk dioperasikan.
Terminal bandara ini mengedepankan pendekatan konsep rumah tropis yang mengutamakan penghawaan udara alami, sehingga nyaris tanpa AC. Desain interior minim sekat untuk menjamin kelancaran sirkulasi udara dan sinar matahari. Di dalam terminal juga terdapat kolam-kolam ikan yang berfungsi mengoreksi tekanan udara, sehingga suhu ruang tetap sejuk.
Sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi dalam kunjungan kerja ke Banyuwangi, Sabtu (17/6), mengatakan, akan segera menyerahkan pengelolaan Bandara Blimbingsari ke AP II untuk mempercepat pengembangan bandara.
"Ya kami akan serahkan pengelolaan Bandara Blimbingsari ke AP II. Ya sekitar 2 sampai 3 bulan ini kami akan serahkan," kata Budi.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhamad Awaludin membenarkan adanya rencana penyerahan tersebut. Menteri BUMN Rini M Soemarno telah memberi tugas kepada AP II melakukan pengurusan serah terima tersebut.
"Tim kami sudah ke Banyuwangi untuk studi awal. Terminalnya sudah oke. Runway juga baru. Ke depan langkah awalnya adalah memperluas apron sehingga bisa menampung lebih banyak pesawat. Ini dilakukan untuk menyambut World Bank-IMF Annual Meeting di Bali Oktober 2018. Tentu banyak pesawat dari luar negeri dan private jet, dan Bali tidak akan cukup menampungnya. Nanti sebagian dialihkan ke Banyuwangi," ujar Awaludin. (iwd/iwd)











































