Angka Kemiskinan Banyuwangi Turun Menjadi 8,79 Persen

Angka Kemiskinan Banyuwangi Turun Menjadi 8,79 Persen

Ardian Fanani - detikNews
Kamis, 15 Jun 2017 15:49 WIB
Angka Kemiskinan Banyuwangi Turun Menjadi 8,79 Persen
Foto: Ardian Fanani/Ilustrasi
Banyuwangi - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan terbaru Kabupaten Banyuwangi menurun dibandingkan tahun lalu. Angka kemiskinan di kabupaten di ujung Timur Jawa ini turun menjadi 8,79 persen. Tahun 2016 tercatat angka kemiskinan 9,17 persen.

"Angka ini menunjukkan bahwa pada saat survei, penduduk miskin Banyuwangi di tahun sebelumnya telah banyak yang terangkat dari garis kemiskinan," kata Kepala BPS Banyuwangi Mohammad Amin kepada wartawan, Kamis (15/6/2017).

Menurutnya, selama kurun waktu satu tahun dari 2015 ke 2016 ada lebih dari 5.000 orang penduduk Banyuwangi yang terangkat dari garis kemiskinan. Dengan kata lain ada perbaikan pendapatan dari masyarakat.

Amin menjelaskan, perhitungan tersebut berdasarkan survei sosial ekonomi nasional di kecamatan se-Banyuwangi. Basis survei adalah penduduk yang ditetapkan BPS tingkat pusat yang kemudian diverifikasi lagi di daerah. Beberapa komponen yang disurvei antara lain makanan dan minuman yang dikonsumsi rumah tangga, penerimaan dan pengeluaran rumah tangga, tingkat pendidikan dan aspek kesehatan.

"Misalnya, ada 236 komoditi yang menjadi komponen survei mulai beras sampai jajanan yang dikonsumsi keluarga. Untuk pendidikan, tingkat sekolah, biaya pendidikan, dan bantuan yang didapatkan, semuanya dihitung selama satu tahun," terang Amin.

Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, data BPS terbaru ini menjadi panduan untuk menjalankan program berkelanjutan bidang sosial-ekonomi.

"Alhamdulillah kemiskinan kembali turun berdasarkan data resmi BPS. Terima kasih kepada seluruh warga, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI, Polri, swasta, BUMN, dan birokrasi yang selama ini terus bersinergi. Pekerjaan rumah ke depan masih berat, jadi sinergi perlu semakin erat agar masalah-masalah bisa diselesaikan secara bertahap," ujar Anas.

Anas mengatakan, program pengentasan kemiskinan secara terpadu telah dan akan terus dilaksanakan serta disempurnakan. Mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, UMKM, dan pariwisata.

"Untuk masyarakat yang sangat rentan, dana sudah diperbesar ke pemerintah desa agar lebih cepat membantu, seperti untuk bedah rumah. Dari aspek administrasi, pengurusan surat pernyataan miskin (SPM) sebagai bekal mendapat jaminan kesehatan juga makin ringkas karena sudah diurus di tingkat desa dan kecamatan," papar Anas.

Di bidang pendidikan, ada program Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah) dan gerakan bersama Siswa Asuh Sebaya (SAS). "Tentu program-program lain seperti pengembangan ekonomi dengan memadukan pariwisata, UMKM, dan pertanian terus dilakukan untuk memberi dampak ke ekonomi warga," pungkas Anas. (fat/fat)
Berita Terkait