Mahasiswa Unair Ciptakan Masker Flu dan Batuk Barbahan Herbal

Mahasiswa Unair Ciptakan Masker Flu dan Batuk Barbahan Herbal

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Rabu, 14 Jun 2017 13:40 WIB
Foto: Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Lima mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) melakukan inovasi produk. Mereka membuat masker terapi yang mengandung aroma ekstrak herbal yang bisa membantu mengatasi flu dan batuk.

Mereka adalah Ayu Ummi Maufiroh (Biologi 2015), Lusky Andriana (Biologi 2015), Fitria Mustianingsih (Biologi 2015), Elza Ismaya Dewi (2015), dan Arjun Niam Al (Kimia 2014).

Masker yang dinamai COCO-MASK (Common Cold Mask) ini merupakan masker yang memang diproduksi sebagai terapi mengatasi flu dan batuk. Masker ini mempunyai keunggulan dibandingkan masker biasa di pasaran karena kandungannya.

COCO MASK mengandung the best FST (Flexible design, Sambiloto herbal extract, dan Top Grade) Masks. Sambiloto memiliki kandungan Andrographolide yang bisa meningkatkan imunitas (kekebalan) pada saluran pernafasan hidung sehingga efektif untuk mengatasi common cold (flu dan batuk).

"Masker ini efektif digunakan selama 3-5 hari setelah gejala muncul," kata ketua kelompok Ayu Ummi Maufiroh dalam siaran pers yang diterima detikcom, Rabu (14/6/2017).

Inovasi tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) berjudul "COCO-MASK (Common Cold Mask) Terapi Herbal Ekstrak Daun Andrographis paniculata sebagai Upaya Mengatasi Flu dan Batuk".

Setelah diseleksi oleh Kemenristekdikti, proposal tersebut lolos dan memperoleh dana hibah pengembangan dari Dirjen Dikti tahun 2016. Ayu mengatakan, latar belakang dibuatnya inovasi ini berawal dari melihat kenyataan bahwa secara umum pengobatan awal flu
dan batuk atau common cold lebih sering menggunakan obat-obat simptomatis yang bisa dibeli bebas di pasaran (apotik atau toko obat).

Misalnya obat analgesik (anti nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antibiotik sederhana. Padahal dari beberapa jurnal internasional menyebutkan bahwa pengobatan penyakit ini dengan menggunakan obat tersebut memberikan efek samping pada saluran cerna dan resistensi patogen.

Penderita flu batuk akibat Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) non-spesifik merupakan infeksi yang disebabkan virus kategori air borne disease. Infeksi menular ketika tetesan patogen terkontaminasi dengan udara sehingga terhirup oleh manusia. Selain itu didukung pula suhu lingkungan yang cenderung berubah karena Indonesia yang memiiki iklim tropis dengan intensitas curah hujan yang tinggi.

Gejala umumnya terlihat sekitar 1-3 hari setelah penularan dari batuk yang mengandung virus. Tanda dan gejala meliputi hidung berair dan tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala ringan, dan mata berair. Dalam meminimalisir penularan efek tersebut, masyarakat umum cenderung menggunakan masker hidung.

Produk COCO-MASK ini dijual secara eceran dan dikemas dalam kardus. Satu kardus berisi 6 masker herbal, sedang per lembar masker dijual Rp 5.000. Dengan tampilan produk masker yang berwarna-warni, sehingga menarik minat calon pembeli dari kalangan mahasiswa sampai masyarakat umum.

Ditambahkan oleh Ayu, selama tiga bulan produk ini dibuat, sudah terjual 108 buah masker yang tersebar ke beberapa daerah di Jawa. Kedepan produk ini akan dipasarkan ke luar Jawa, bahkan diproyeksi juga ke luar negeri. Selain itu "COCO-MASK" bisa dipesan melalui instagram dengan akun cocomask_herbal atau line dengan id @syr3010a.

"Dengan harga yang ekonomis dan tidak menguras kantong, tetapi sudah bisa mendapatkan masker yang memiliki manfaat lebih sebagai terapi dibandingkan masker biasa," tandas Ayu. (iwd/fat)
Berita Terkait