"Nanti akan dibiayai swasta (KPBU), tapi saya mohon untuk bicara dulu dengan kemenhub dan KAI biar kesannya tidak ditinggal. Karena kan awalnya kita mau bikin dengan reaktivasi rel milik KAI," kata Risma pada detikcom, Kamis (8/6/2017).
Meski dibiayai swasta, namun kata Risma proyek trem di Surabaya tetap akan ada penggunaan APBN. Ia mencontohkan untuk studi, penjamin serta subsidi tarif jika terlalu mahal.
"APBN itu nanti dalam bentuk misal butuh studi pakai APBN, penjaminannya APBN. Termasuk kemampuan masyarakat misal Rp 5 ribu lalu turunnya ternyata Rp 15 ribu, lalu daerah (Pemkot) subsidi Rp 5 ribu, ke pusat bisa minta Rp 5 ribu," ungkap Risma yang pernah menjabat Kepala Bappeko dan DKP Surabaya ini.
Dengan adanya kepastian proyek trem, Risma mengaku lega dan mentarget pertengahan 2018 proses lelang sudah selesai dilakukan, dan dilanjutkan dengan pengerjaan.
"Dulu studinya 2 tahun. Ini cepat dan pernah lelang hanya 7 bulan, makanya aku target pertengahan tahun depan sudah lelang," pungkas Risma. (ze/bdh)