Pembunuhan Kupang Indah Terungkap, Motifnya Dendam

Pembunuhan Kupang Indah Terungkap, Motifnya Dendam

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Rabu, 07 Jun 2017 17:47 WIB
Pembunuhan ini bermotif dendam (Foto: Imam Wahyudiyanta)
Surabaya - Kasus pembunuhan terhadap Busani, seorang pembantu rumah tangga di Jalan Kupang Indah 17/25 terungkap. Pelakunya tertangkap. Pelaku ternyata juga seorang pembantu yang bekerja di rumah sebelah.

Pelaku adalah Solikhah Indah (18), warga Blora. SI bekerja di rumah Listiya di Jalan Kupang Indah 17/29. Polisi sedari awal sudah curiga dengan pelaku, namun polisi terus mencari bukti kuat untuk menjerat pelaku.

"Kami sedari awal sudah curiga, tetapi kami terus mencari bukti-bukti termasuk datang ke rumah korban di Jember dan Blora," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Mohammad Iqbal kepada wartawan, Rabu (7/6/2017).

Iqbal menyebut dendam adalah motif pelaku membunuh korban. Semuanya berawal pada Maret kemarin saat pelaku meminjam kalung korban. Kalung tersebut merupakan pemberian Elsa, sang pemilik rumah kepada korban.

Pada bulan April, korban meminta kembali kalungnya. Tetapi pelaku enggan mengembalikan dengan berbagai alasan. Kesal, korban mengancam hendak melaporkan pelaku kepada majikannya karena pernah kedapatan membawa pacarnya ke dalam kamar.

Dari situ, pelaku kebingungan. Dia tentu saja tak bisa mengembalikan kalung milik korban karena kalung itu sudah dijualnya, sesuatu yang tak diketahui korban. Pelaku juga kesal dengan korban dengan ancaman itu. Lagipula, korban menyebar berita di sekitar lingkungan itu sehingga semuanya jadi tahu perilaku jelek pelaku yang tak mengembalikan kalung korban

Akhirnya pelaku berpikir pendek. Pada Selasa (31/6/2017) malam, niat menghabisi korban pun dilakukan. Dia datang ke rumah tempat korban bekerja. Rumah tempat korban bekerja memang sepi dan hanya ada korban sendirian. Tuan rumah jarang datang ke rumah itu.

Setelah masuk, pelaku melihat korban sedang mencuci piring. Kebetulan di dekat situ ada sebuah celurit tergeletak. tanpa pikir panjang, pelaku mengambil celurit itu dan segera dihunjamkannya ke leher korban sebanyak dua kali. Perempuan 48 tahun itu jatuh terkapar.

Pelaku pembunuhan adalah seorang pembantuPelaku pembunuhan adalah seorang pembantu (Foto: Imam Wahyudiyanta)
Korban lalu diseret ke belakang. Di situ, pelaku kembali meghunjamakan celurit berkali-kali ke kepala dan wajah korban hingga korban tewas. Darah yang tergenang segera dipel oleh pelaku menggunakan keset. Setelah melakukan aksinya, pelaku segera meninggalkan lokasi setelah sebelumnya ponsel milik korban dibuang ke tempat sampah.

Pada Kamis (1/6/2017) mayat korban ditemukan. Penyelidikan pun dilakukan polisi. Sejumlah orang diperiksa sebagai saksi, termasuk pelaku yang tak kabur setelah kejadian. Dari hasil pemeriksaan, alibi korban mencurigakan. Dan akhirnya korban mengakui perbuatannya setelah ditunjukkan fakta dan barang bukti yang ada.

Pelaku tak bisa mungkir karena pada facebooknya dia pernah membagi salah satu fotonya yang mengenakan kalung milik korban. Itu diperkuat dengan pengakuan pacar korban yang pernah diperlihatkan kalung tersebut.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga mengatakan bahwa setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata pelaku ini juga pernah melakukan kejahatan lain. Dia pernah mencuri dua ponsel milik majikannya pada Maret 2017.

"Selain pasal pembunuhan, tersangka juga kami lapis dengan pasal 363 tentang pencurian dengan pemberatan," kata Shinto.

Terhadap kasus ini, Iqbal berpesan agar tidak sembarangan mencari orang yang menjadi inner circle atau orang terdekat dengan kita. Hendaklah bila mencari pembantu atau sopir, dilihat dulu kejelasan identitasnya.

"Kan bisa dilihat dari KTP-nya. Atau bisa juga datang ke kami untuk mencari tahu riwayat orang tersebut. Data kami ada kok," tandas Iqbal. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.