"Pesanan mulai ramai sejak dua minggu sebelum Ramadan. Kalau dulu hanya melayani Blitar, Malang, Surabaya, sekarang sudah sampai Kalimantan," kaya Ria kepada detikcom di rumahnya, Minggu (4/6/2017).
Jika hari biasa Ria beserta 12 karyawannya hanya memproduksi Geti tiga kali dalam sepekan, namun jelang lebaran setiap hari melakukan proses produksi.
"Kalau hari biasa itu, saya masak cuma tiga kali seminggu. Kapasitasnya paling cuma 270 kg. Tapi sejak dua minggu lalu tiap hari masak dengan kapasitas 240 kg," ungkap ibu dengan dua anak ini.
![]() |
Jajanan Gethi ini dibandrol dengan harga Rp 40 ribu per kg. Ria mengaku banyaknya pesanan ini secara otomatis membuat omzetnya naik sampai 700 persen. Jika pada hari biasa Ria hanya memperoleh omzet Rp 40 juta sebulan, jelang lebaran ini omzetnya bisa mencapai Rp 300 juta sebulan.
"Kalau hari biasa, seminggu itu baru bisa dapat Rp 10 juta. Alhamdulillah sekarang tiap hari saya bisa meraup omzet Rp 10 juta. Dan semakin mendekati Lebaran, dipastikan omzet terus naik karena pesanan juga tambah banyak," akunya.
Geti merupakan satu di antara jajanan khas Blitar yang kerap disajikan saat Lebaran. Dengan komposisi kacang tanah, gula merah dan wijen, Geti banyak diproduksi warga Kademangan secara manual di home industry. Selain banyak yang suka, jajanan tradisional ini harganya tergolong murah.
![]() |
Seperti pengakuan Nina (43) ibu rumah tangga warga Gedog Kota Blitar. "Tiap jelang lebaran saya rutin belanja di sini. Selain saya konsumsi sendiri untuk suguhan di rumah, pesanan dari teman-teman luar daerah juga banyak. Selain enak, gurih, legit harganya juga sangat murah," kata Nina.
Menurut Nina, selain cocok sebagai suguhan lebaran, jajanan ini juga menjadi pilihan oleh-oleh untuk saudaranya di luar kota karena merupakan jajanan tradisional khas Blitar. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini