Isi Ramadan, Siswa SLB Belajar Mengaji Al-Quran Braile

Isi Ramadan, Siswa SLB Belajar Mengaji Al-Quran Braile

Adhar Muttaqin - detikNews
Jumat, 02 Jun 2017 13:40 WIB
Foto: Adhar Muttaqin
Trenggalek - Sejumlah siswa tuna netra di Sekolah Luar Biasa (SLB) Kemala Bhayangkari Trenggalek, mengisi kegiatan ramadan dengan belajar membaca Al-Quran menggunakan huruf braile.

Keterbatasan fisik bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk beribadah. Dengan teliti, jari jemari para penyandang disabilitas tersebut meraba tiap huruf dalam Al-Quran braile dan kemudian dilafalkan selara lisan.

Menurut salah seorang pembimbing, Muhtar Mustofa mengatakan, membaca Al-Quran braile bukan perkara mudah. Karena harus menyinkronkan antara rabaan tangan, pikiran dengan ucapan.

"Yang sangat sulit itu cara membaca, kalau tehnik membaca itu sama dengan Al-Quran biasa, tapi kalau braile tanda-tanda itu di belakang huruf, sehingga apabila jarinya tidak cepat maka akan salah dalam membaca," kata Mustofa, Jumat (2/6/2017).

Meski demikian para pelajar tuna netra tetap semangat untuk belajar hingga bisa lancar dalam membaca kitab suci umat Islam. Dengan telaten, pembimbing memberikan pengarahan kepada masing-masing siswa.
Foto: Adhar Muttaqin

Salah seorang siswa SMALB Kemala Bhayangkari Trenggalek, Imam Ma'ruf mengaku sudah satu tahun terakhir belajar membaca Al-Quran braile. Menurutnya, proses pembelajaran tidak bisa dilakukan secara kilat, namun harus kontinyu dan rutin.

"Saya sendiri sampai saat ini masih belum lancar, Alhamdulillah ada kesempatan lagi untuk intensif lagi melalui pondok ramadan ini. Kalau saya yang sulit itu adalah membaca hamzah, karena kecil," ujarnya.

Sementara Kepala SMALB Kemala Bhayangkari Trenggalek, Pardiono mengatakan, kegiatan membaca Al-Quran tersebut merupakan rangkaian pondok ramadan yang dilaksanakan selama empat hari.

Masing-masing siswa di sekolahnya diajarkan untuk membaca Al-Quran yang disesuaikan dengan kondisi keterbatasan fisiknya. Khusus untuk tuna netra, pihaknya mendatangkan pembimbing dari alumnus sekolah yang dipimpin.

"Alhamdulillah untuk saudara Muhtar Mustofa itu sudah mahir, sehingga kami perbantukan untuk mendidik adik-adik kelasnya. Sedangkan untuk tuna rungu, tuna daksa dan yang lain juga ada penyesuaian," katanya.

Pihaknya mengaku, bimbingan membaca Al-Quran tersebut tidak hanya diajarkan pada saat pondok ramadan saja, namun juga akan terus diberikan pada hari-hari biasa melalui program khusus yang diselenggarakan oleh yayasan.

"Kami berharap, meskipun memiliki keterbatasan fisik, anak-anak tetap bisa membaca Al-Quran dan beribadah seperti manusia pada umumnya," jelasnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.