Karena konsepnya semi resmi, masuknya Wali Kota Tri Rismaharini sebagai pemimpin upacara diiringi musik gamelan khas 'suroboyoan'. Musik gamelan itu mengiringi upacara hingga akhir. Ada pula paduan suara oleh pelajar Surabaya yang membawakan lagu-lagu daerah khas Surabaya.
Dalam amanahnya, Risma berpesan pada warga agar tetap gotong royong, disiplin dan bekerja keras. "Tetap bekerja keras,displin dan gotong rotong," kata Risma, Rabu (31/5/2017).
Foto: Budi Sugiharto |
Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan rasa terima kasih kepada warga dan semua golongan, sehingga menjadikan berbeda dengan kota lain.
"Warga juga dukung, diajak bersih langsung bersih, pengusaha juga gitu, teman media juga. Saya kira tidak ada di kota lain sehingga membuat semua menjadi murah, enak karena ini kolaborasi semua insan di Surabaya," ungkap Risma.
Pada kesempatan itu, Risma memberikan piagam penghargaan kepada masyarakat dan tokoh yang yang dinilai mendukung perkembangan Kota Surabaya. Seusai pemberian penghargaan, tiba-tiba kerumunan wartawan dan warga yang mengabadikan momen HUT Surabaya itu diminta menepi.
Sebab, halaman Balai Kota akan digunakan untuk penampilan tari remo yang dilakukan 724 siswa SD se Surabaya. "Tolong menepi, karena akan ada penampilan tari remo oleh arek cilik (anak kecil) sebanyak 724 siswa-siswi tingkat PAUD (pendidikan anak usia dini), TK (taman kanak-kanak), dan SD (sekolah dasar)," kata pembawa acara melalui pengeras suara.
Foto: Budi Sugiharto |
Dengan alunan musik remo, tiba-tiba ratusan anak kecil itu datang dari sisi timur dan sisi barat Balai Kota Surabaya. Mereka langsung menyedot perhatian warga Surabaya yang menonton upacara dan tamu undangan yang hadir.
Anak-anak kecil penari itu memakai kostum yang sama, yakni berbaju merah dan celana hitam, ikat kepala atau odheng merah, kaus kaki hitam, serta selendang putih. Mengikuti alunan musim remo, ratusan penari cilik itu berlenggak-lenggok layaknya penari remo profesional. Berbagai tarian ditampilkan kala itu, sekitar 600 siswa tampil bergantian, sehingga upacara itu sangat meriah.
Selain tarian khas Suroboyo, belasan pemuda asal Papua juga turut memeriahkan peringatan HJKS ke 724 Tahun dengan menampilkan tarian. "Mereka itu tampil saat saya berkunjung ke Papua, makanya mereka mau menari dan tampil di sini," ujar Risma. (ze/fat)












































Foto: Budi Sugiharto
Foto: Budi Sugiharto