"Ini merupakan RTLH yang cukup luar biasa. Biasanya kalau RTLH dari pemerintah anggarannya paling besar Rp 9,2 juta. Ini sampai menghabiskan Rp 17 juta, berarti hampir 2 kali lipatnya," kata Wakil Bupati Situbondo, H Yoyok Mulyadi, saat meresmikan RTLH nenek Imah, Jumat (19/5/2017).
Pantauan detikcom menyebutkan, peresmian rumah nenek Imah oleh Wabup Yoyok Mulyadi berlangsung cukup mengharukan. Bahkan, saat menyerahkan kunci rumah kepada nenek Imah, mantan Kepala Dina Bina Marga dan Pengairan Situbondo itu sampai meneteskan air mata. Sambil menciumi kepala sang nenek, Wabup Yoyok menyampaikan rasa salutnya terhadap kemandirian hidup nenek Imah selama ini. Tak hanya wabup saja, semua yang hadir juga tampak meneteskan air mata.
Foto: Ghazali Dasuqi |
"Siapapun akan prihatin dengan hidup nenek Imah. Kami semua terharu dengan kemandirian hidupnya. Saat ini kita menangis karena bahagia bisa sedikit membantu beliau," ujar Wabup Yoyok.
Selama hidupnya, nenek Imah tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Di tengah keterbatasan fisik (tidak punya dua kaki) dan hidup di bawah garis kemiskinan, nenek Imah tidak pernah meminta belas kasihan. Dia juga tidak pernah menikah hingga tidak memiliki anak. Namun, nenek Imah mampu bertahan hidup dengan cara berjualan camilan di luar halaman sebuah SDN, tak jauh dari rumahnya.
Nenek Imah juga tidak punya modal untuk mengembangkan usahanya. Karenanya, dia harus membayar belakangan setiap kulakan dagangan camilan yang akan dijajakan. Tak heran, jika penghasilannya pun sangat pas-pasan.
Foto: Ghazali Dasuqi |
"Karena itu, bagi kami nenek Imah adalah inspirasi. Kami ingin berbagi kebaikan dengan beliau. Dan, pembangunan rumah ini berkat kebaikan dan dukungan banyak pihak. Termasuk dari bapak Wakil Bupati Situbondo," tandas Ketua Rumah Satu, Zaini Zain. (fat/fat)












































Foto: Ghazali Dasuqi
Foto: Ghazali Dasuqi