Ribuan Santri di Jember Wisuda Khatam Alquran

Ribuan Santri di Jember Wisuda Khatam Alquran

Yakub Mulyono - detikNews
Minggu, 14 Mei 2017 12:14 WIB
Foto: Yakub Mulyono
Jember - Sebanyak 2.560 santri Taman Pendidikan Alquran (TPQ) menjalani wisuda khatam Alquran di GOR PKPSO Kaliwates, Jember. Siswa yang menjalani wisuda ini merupakan santri TPQ Maarif di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Jember.

Ketua Majelis Pembina TPQ Maarif NU Cabang Jember, Muhammad Junaidi mengatakan, penyelenggaraan wisuda merupakan kegiatan rutin yang dilakukan tiap tahun bagi santri yang berhasil khatam Alquran.

"Tiap tahun dan diawali dengan kegiatan ujian akhir mulai bulan 7 (Tahun 2016) kemarin, kemudian gelombang kedua kita laksanakan bulan 3 dan bulan 4 (tahun 2017). Sekarang ini puncaknya ujian akhir itu," terang Junaidi, Minggu (14/5/2017).

Setelah menjalani wisuda ini, santri akan mengikuti jenjang selanjutnya, yakni Madrasah Diniyah Pasca TPQ. Pendidikan ditempuh selama 3 tahun. "Jadi itu merupakan SMP-nya TPQ," sambung Junaidi.

Menurut dia, jumlah santri yang diwisuda tiap tahunnya hampir sama. Sebab pihaknya telah memiliki standar dan kuota untuk santri yang berhasil khatam Alquran ini.

"Kita sudah ada standarisasi jumlah. Jadi nggak mungkin lebih atau kurang. Jumlahnya sudah kita patok dari segi peserta ujian," katanya.

Dengan semakin banyaknya santri yang berhasil khatam Alquran, Junaidi berharap cita-cita menjadikan Jember religius bisa terwujud. Karena untuk menjadi religius dasarnya adalah Alquran. Dan pengetahuan tentang Alquran seharusnya dimulai sejak anak-anak.

"Itu tidak bisa dikemas dari atas, tapi memang harus dari bawah. Memang dasarnya harus Alquran, kemudian anak-anak harus tahu pemahaman tentang agama, walaupun masih pengetahuan dasar tentang agama," kata Junaidi.

Sehingga, nanti jadi apa pun profesinya, sambung Junaidi, anak-anak sudah dibekali ilmu agama yang cukup. "Jadi dokter atau jadi apa, yang penting dari sisi agama bekalnya sudah cukup," tandasnya.

Sebab, sekarang ini masih banyak orang tua yang memicu pengetahuan anaknya hanya dari sisi pengetahuan umum. Oleh karena itu, TPQ Maarif NU ingin keseimbangan antara pengetahuan umum dan agama.

"Sekarang kan orang berpacu dari sisi pengetahuan umum. Kita ingin keseimbangan," pungkasnya. (fat/fat)
Berita Terkait