Puluhan Orang Tuntut Dalang Demo Bawa Simbol Palu Arit Dituntaskan

Puluhan Orang Tuntut Dalang Demo Bawa Simbol Palu Arit Dituntaskan

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 08 Mei 2017 16:35 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Puluhan massa dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemuda Pancasila (PP) menggelar aksi di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Wisma Raga Satria, Jalan Ahmad Yani, depan kantor Bupati Banyuwangi, Senin (8/5/2017).

Ini dilakukan sebagai wujud dorongan semangat untuk Polres Banyuwangi, segera mengungkap dalang demo berlogo palu arit di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, 4 April 2017 lalu.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, bagi kami warga NU, NKRI harga mati!. Dan polisi harus segera mengungkap dalang demo pengibar spanduk bergambar mirip lambang PKI (Partai Komunis Indonesia) di Pesanggaran," teriak Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, H Nanang Nur Ahmadi.

Sambil berorasi, massa yang menamakan diri Gerakan Masyarakat Penyelamat NKRI, membentangkan spanduk pernyataan perang terhadap segala bentuk organisasi yang ingin mengganti dasar negara Pancasila serta merusak keutuhan NKRI.

"Kami pemuda Ansor, Banser, NU, Pemuda Pancasila dan seluruh masyarakat Banyuwangi, menolak ideologi komunis dan negara khilafah di Indonesia, tekad kami sudah bulat, NKRI harga mati," tambah Nanang.

Reaksi massa anti komunis ini memang cukup beralasan. Terkait kekejaman PKI, Banyuwangi, memang memiliki catatan sejarah kelam. Yakni, 60 orang lebih kader GP Ansor telah menjadi korban kekejaman laten komunis pada 18 Oktober 1965. Bahkan di lokasi pembantaian, di Dusun Cemetuk, Desa Cluring, telah didirikan monumen.

Massa juga mengusung 4 tuntutan. Yakni, menolak konsep negara khilafah di Indonesia, waspadai kebangkitan PKI di Banyuwangi, tangkap korlap aksi berlogo palu arit di Pesanggaran dan siapapun yang tidak sepakat dengan NKRI silahkan pergi dari bumi Indonesia.

Puas berorasi di depan kantor Bupati Banyuwangi, perwakilan massa mendatangi Makodim 0825 Banyuwangi. Selanjutnya, melanjutkan menuju Mapolres Banyuwangi dengan kawalan massa demo. Namun sayang, rombongan aktivis NU dan Pemuda Pancasila yang mengawal perwakilan massa, dihadang petugas saat perjalanan menuju Polres Banyuwangi.

"Kita sampai adu mulut, wong kita itu hanya ingin mengawal kok tidak boleh, padahal kita mendesak pengusutan indikasi musuh negara, kok dihalangi, entah kenapa," ungkap Bambang Subagyo, salah satu massa aksi.

Sementara di mapolres, perwakilan massa ditemui Kabag Ops Polres Banyuwangi, AKP Syamsudin, Kasat Intelkam AKP Bambang dan Kasubag Humas AKP Bakin. Hingga kini, polisi masih melakukan penyelidikan dan belum menetapkan tersangka.

"Harap bersabar, sebagai wujud pelayanan Kepolisian, harapan masyarakat ini akan kita layani, tadi juga disampaikan bahwa perwakilan massa menyampaikan dukungan terhadap polisi dan penyidikan masih berjalan, Kasat Reskrim juga menyampaikan bahwa telah memeriksa banyak saksi," kata Kasubag Humas Polres Banyuwangi, AKP Bakin.

Sebelumnya, PT BSI, selaku pengelola Objek Vital Nasional (Obvitnas) tambang emas Gunung Tumpang Pitu, 4 April 2017, telah didemo massa yang mengibarkan dua spanduk berlogo palu arit. Diketahui, dalam aksi tanpa pemberitahuan tersebut, massa juga leluasa berpawai dengan membawa gambar mirip lambang PKI tersebut. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.