Sekitar 300 unit kendaraan angkot diparkir di area pintu keluar dan pintu masuk Terminal Purabaya Bungurasih atau di Jalan Letjen Sutoyo. Para sopir angkot tidak mencari penumpang, mereka duduk-duduk di trotoar di pinggir jalan.
Bahkan jika rekannya terlihat membawa penumpang, para sopir menghentikan dan mengajak penumpangnya keluar. Para penumpang pun memilih armada bus untuk mencapai tujuannya.
![]() |
"Kami hari ini mogok tidak melakukan aktivitas dan menuntut semua jenis taksi online dan gojek tidak mencari penumpang di sekitar Terminal Purabaya," kata Mahkrus (50), salah satu sopir angkot HQ jurusan Bunggursih-Wonokromo di lokasi, Selasa (2/5/2017).
Hal senada diungkapkan Sukarni, sopir angkot HN jurusan Krian-Bungurasih. Dia mengaku dengan beroperasinya semua kendaraan baik taksi online, uber dan gojek, pendapatannya memurun.
"Setelah adanya taksi online dan gojek, pendapatan kami menurun. Sebelumnya kami sehari dapat setoran Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu, sekarang hanya Rp 30 ribu," kata Sukarni kepada detikcom.
Para sopir berharap ke Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo untuk menertibkan operasinya semua taksi online dan gojek. "Jika tidak ada solusi, kami terus akan melakukan unjukrasa seperti ini," jelasnya.
Sementara Kapolsek Waru Kompol M. Fatoni mengaku unjuk rasa sopir angkot ini tertib, meski sempat menurunkan paksa penumpang.
![]() |
"Kegiatan unjuk rasa ratusan sopir angkot Terminal Purabaya ini tidak ada yang anarkis meskipun sempat menurunkan penumpang secara paksa," jelas kapolsek.
Namun pihaknya tetap memantau jalannya aksi sopir-sopir tersebut. Dari pantauan detikcom, para sopir lyn yang masih melihat aktivitas rekannya membawa penumpang, terpaksa menurunkan secara paksa.
Sedangkan sopir angkot yang mogok diantaranya yakni, sopir angkot HI jurusan Sepanjang-Wonokromo, angkot HN jurusan Krian-Waru, angkot H2P jurusan Bungurasih-Wonokromo, angkot HQ jurusan Bungurasih-Tambak Sawah. (fat/fat)