Sendi, Sebuah Desa di Mojokerto yang Hilang

Sendi, Sebuah Desa di Mojokerto yang Hilang

Enggran Eko Budianto - detikNews
Selasa, 02 Mei 2017 08:21 WIB
Suasana di desa yang pernah bernama Desa Sendi/Foto: Enggran Eko Budianto
Mojokerto - Sendi. Sebuah nama yang tak asing di telinga warga Mojokerto, Jawa Timur. Sendi yang berada Lereng Gunung Welirang, Kecamatan Pacet ini juga populer karena wisata kuliner nasi jagungnya.

Namun, yang tak banyak orang tahu, Sendi merupakan desa yang telah lama hilang. Meski masuk wilayah Kabupaten Mojokerto, nama Sendi belum pernah diakui menjadi sebuah desa sejak masa kemerdekaan.

Tokoh masyarakat Sendi, Supardi (59) mengatakan, pada zaman penjajahan belanda, sekitar tahun 1912, Sendi merupakan sebuah desa yang lengkap dengan aparat pemerintah desanya.

Sendi, Sebuah Desa di Mojokerto yang HilangFoto: Enggran Eko Budianto


Sendi kala itu menjadi salah satu desa di wilayah Distrik Djaboeng, Regentschap Mojokerto, Recidentie Soerabaja. Menurut dia, berdasarkan keterangan para saksi hidup, luas wilayahnya mencapai 212 hektare terletak di lereng gunung.

"Pada zaman penjajahan Belanda Sendi merupakan sebuah desa yang masuk wilayah Kabupaten Mojokerto," kata Supardi kepada detikcom, Selasa (2/5/2017).

Bukti bahwa Sendi dulunya sebuah desa, lanjut Supardi, salah satunya tanah bengkok (tanah ganjaran untuk para perangkat desa) dan tanah milik penduduk Sendi pada zaman pra kemerdekaan yang masih ada hingga kini. Tanah seluas 24 hektare itu, menurut dia, saat ini administrasinya dititipkan di Desa/Kecamatan Pacet, Mojokerto.

"Juga ada pemakaman yang dulunya makam umum Desa Sendi. Di makam tersebut juga ada makam mantan Kepala Desa Sendi kala itu, namanya Singojoyo yang meninggal sekitar tahun 1935. Adanya makam ini bukti dulunya ada perkampungan di Sendi," ujarnya.

Menurut Supardi, saat ini wilayah yang pernah menjadi Desa Sendi dihuni 50 kepala keluarga (KK) atau sekitar 86 jiwa. Mereka merupakan keturunan penduduk asli Sendi zaman pra kemerdekaan. Penduduk yang menetap di kampung ini mayoritas mencari nafkah dengan berkebun di lahan Perhutani dan menjual nasi jagung.

Kepala Desa Pacet, Yadi Mustofa menjelaskan, menurut cerita turun-temurun yang dia dengar, Desa Sendi ada sejak tahun 1600. Eksistensi Desa Sendi juga dibuktikan dengan dokumen kretek atau buku teritorial Desa Sendi yang dikeluarkan pemerintah kolonial Belanda tahun 1915.

Sendi, Sebuah Desa di Mojokerto yang HilangFoto: Enggran Eko Budianto


Menurutnya, dokumen tersebut menyebutkan luas Desa Sendi 68 hektare. Desa di lereng Gunung Welirang ini kala itu masuk District Djaboeng, Regentschap Mojokerto, Recidentie Soerabaja.

Selain itu, kata Yadi, keberadaan Desa Sendi juga dibuktikan dengan adanya tanah ganjaran para perangkat Desa Sendi seluas 6 hektare. Tanah tersebut tercatat dalam lansiran buku C Desa Pacet tahun 1975. Oleh pemerintah, pengelolaan lahan tersebut sampai saat ini dititipkan di Desa Pacet dan disebut sebagai tanah ganjaran eks Desa Sendi.

"Pada letter C produk 1975 juga ada tanah milik warga esk Desa Sendi seluas 6 hektare yang saat ini dimiliki 24 wajib pajak. Jadi, dulunya ada pemerintahan Desa Sendi yang masuk Kabupaten Mojokerto," ungkapnya.

Sementara Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Mojokerto, Rachmat Suharyono mengatakan, Sendi masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Mojokerto, tepatnya di Kecamatan Pacet.

Sendi berbatasan langsung dengan Desa Pacet dan Sajen. Sementara dengan daerah lain, seperti yang diatur dalam Pemendagri No 60 Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu, Sendi berbatasan dengan Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan.

Namun, tambah Rachmat, nama Desa Sendi lenyap dari wilayah Administrasi Kabupateh Mojokerto. Di dalam Permendagri No 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, nama Sendi tak termasuk dalam 299 desa dan 5 keluarahan di Kabupaten Mojokerto. Wilayah Desa Sendi juga tidak menjadi bagian desa lainnya.

"Dulu ceritanya pernah ada Desa Sendi, tapi dalam perjalanan sejarah pasca kemerdekaan, desa itu hilang karena proses kemerdekaan sehingga penduduknya pindah ke bawah (ke sejumlah desa di Kecamatan Pacet)," tandasnya. (ugik/ugik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.