Salah satunya adalah keterlibatan Serikat Mural Surabaya (SMS) yang datang jauh-jauh untuk ikut andil memberi corak warna dinding rumah warga Kampong Pusan. Selama dua hari, SMS sudah mengecat 9 spot dari rumah warga di lingkungan Kampong Pusan. Tema-nya pun bermacam-macam. Mulai dari visual Tari Gandrung Banyuwangi, Barong Using dan Guyub Rukun Budaya warga sekitar Kampong Pusan.
"Sudah ada 9 spot kita gambar di Kampong Pusan. Ini menurut kami, sedikit mewarnai kampung nelayan di pinggir pantai ini," ujar Al Fajar XGO, Koordinator Komunitas Mural Surabaya, kepada detikcom, Jumat (28/4/2017).
Untu
![]() |
"Komunikasi agar tidak terjadi penolakan. Kalau tidak nyaman penghuninya ya tidak bisa jalan. Kita pernah seperti itu di daerah lain. Dikira kita provider atau perusahaan rokok mau ngecat rumah warga. Mereka menolak. Kalau di Kampong Pusan malah mereka antusias dan kadang mereka request bentuk tertentu. Senang kita," tambahnya.
Keterlibatan SMS di Kampong Pusan, tambah Al-Fajar, karena kelompoknya memiliki agenda berupa Project Mural Kampung. SMS menilai Kampong Pusan berusaha sendiri dalam mewujudkan perubahan dari kampung kumuh menjadi kampung wisata dipinggir pantai. Tak hanya itu, kegiatan ini juga digelar swadaya tanpa ada bantuan dari pemerintah.
![]() |
"Untuk bahan cat dan lain sebagainya kami usaha sendiri tanpa membebankan ke pihak pendamping atau warga," tambahnya.
Serikat Mural Surabaya di bentuk pada tahun 2011 lalu. Sebanyak 20 penggiat seni mural ini ternyata sudah berkeliling di Jawa dan Bali, untuk membantu kampung dan daerah yang ingin merubah wajah kampung nya dengan seni mural.
"Surabaya, Denpasar, Malang, Madura dan Gresik sudah ada karya kami. Kita hanya ingin membantu tidak untuk komersial. Pasti kita akan kembali ke Banyuwangi. Karena ada beban yang harus terselesaikan," pungkasnya. (fat/fat)