Even yang masuk agenda Banyuwangi Festival 2017 ini dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bajulmati, Wongsorejo. Ribuan siswa dari berbagai jenjang dan pendidik terlihat ikut meramaikan festival tersebut.
Festival pendidikan adalah wadah kreativitas dan inovasi sekolah dari jenjang PAUD hingga SLTA. Dalam festival ini, inovasi-inovasi sekolah dipamerkan dalam etalase pameran pendidikan. Antara lain, gerakan sepeda ontel oleh beberapa SD, Program Siswa Asuh Sebaya, karya solar cell oleh siswa SMK, hingga program peduli lingkungan laut.
Melalui via teleconferens, Festival Pendidikan ini dibuka Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang saat ini menghadiri High Level Meeting Leadership Enhancement and Administrative Development for Innovative Governance in Asia (LEADING) di Tokyo Jepang.
Dalam pembukaan Anas mengatakan jika pendidikan pilar utama untuk mencapai kemajuan sebuah bangsa. Untuk itu, guru dan generasi muda sangat berperan penting.
"Pemkab terus berkomitmen meningkatkan pendidikan. Porsi APBD terbesar masih untuk pendidikan untuk mendukung berbagai program pendidikan agar warga bisa menikmati pendidikan yang lebih baik dan jenjang lebih tinggi," ujar Anas melalui teleconference, Kamis (27/4/2017).
Di hadapan para siswa, Anas juga mendorong mereka terus meningkatkan kapasitasnya untuk bisa bersaing di ranah global tapi tetap berpijak pada budaya dan tradisi lokal yang luhung.
Selain unjuk inovasi program, even dimaksud juga menampilkan permainan tradisional, seperti lomba egrang, kelompen, dagongan, gobag sodor.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Sulihtiyono, menambahkan, Banyuwangi sendiri selama enam tahun terakhir ini telah menggagas sejumlah inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti, Siswa Asuh Sebaya (SAS), sebuah program kepedulian oleh para siswa didik mampu untuk membantu siswa yang tidak mampu.
Sejak dilaunching 2013 hingga kini, telah terkumpul Rp 9,5 miliar. Dari jumlah tersebut 90 persen telah terdistribusi untuk membantu meringankan biaya pendidikan anak yang tidak mampu.
Selain itu juga ada Beasiswa Banyuwangi Cerdas, bantuan biaya pendidikan gratis bagi siswa tidak mampu namun berprestasi yang diberikan kepada siswa dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Program beasiswa Banyuwangi Cerdas pada 2016 dialokasikan Rp 3,75 miliar bagi mahasiswa berprestasi tidak mampu, mahasiswa yatim piatu dan penyandang disabilitas berprestasi.
Sejak 2011, beasiswa yang telah disalurkan mencapai Rp 14,4 miliar untuk membiayai 700 anak muda berprestasi yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah, Pemkab juga telah menyiapkan jaring dalam sebuah program Gerakan Daerah Angkat Anak Putus Sekolah (Garda Ampuh).
"Hingga akhir 2016 lalu telah mampu meluluskan 5.098 siswa yang putus sekolah," pungkasnya. (fat/fat)











































