Pilgub Jatim 2018, Popularitas Khofifah Dibayangi Risma

Surabaya - Tiga tokoh menempati tiga besar popularitasnya sebagai calon gubernur Jawa Timur 2018. Dari hasil survei yang digelar The Inisiative Institute selama 7 hari, ketiga tokoh yang popularitasnya tinggi yakni, Gus Ipul, Khofifah dan Risma.

"Ketiga tokoh ini popularitasnya tertinggi," kata CEO The Inisiative Institute Airlangga Pribadi kepada wartawan di Surabaya, Rabu (26/4/2017).

Tiga tokoh yang popularitasnya tertinggi yakni, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang sekarang ini masih menjabat sebagai Wakil Gubernur Jatim, dengan prosentase 82,8 persen.

Kemudian disusul, Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial) dengan selisih tipis dari Gus Ipul yakni 81,4 persen. Sedangkan menempati urutan ketiga yakni, Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya) dengan 75,4 persen.

Sedangkan tokoh lain yang namanya layak untuk menjadi calon Wakil Gubernur Jatim yakni, Agus Harimurti Yudhoyono (mantan calon gubernur DKI Jakarta) dengan menempati tertinggi, 40,2 persen.

Disusul Abdul Halim Iskandar (Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur) 14,6 persen. Said Abdullah-tokoh dari Madura yang juga anggota DPR RI sebanyak 14,6 persen.

Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) meraih posisi 8,8 persen. Rendra Kresna (Sekarang Bupati Malang) meraih 6,8 persen. M Misbakun (anggota DPR RI dari Kabupaten Pasuruan) dengan meraih 5,4 persen. Serta Hasan Aminuddin (anggota DPR RI yang juga mantan Bupati Probolinggo) meraih 5,2 persen.

Survei terhadap 956 responden berusia di atas 17 tahun dan tersebar di seluruh daerah di Jawa Timur juga menyinggung tentang elektabilitas calon Gubernur Jatim.

Ketiga tokoh tersebut yakni, Gus Ipul, Khofifah dan Risma, masih menempati tiga besar dengan selisih sangat tipis.

"Responden yang memilih Gus Ipul sebanyak 33,4 persen. Kemudian disusul Khofifah Indar Parawasan sebanyak 28,3 persen dan Tri Rismaharini sebanyak 26,1 persen," terangnya.

Sedangkan nama yang kurang dari 5 persen dipilih responden yakni, AHY, Abdul Halim Iskandar, Hasan Aminuddin, Azwar Anas, Rendra Kresna dan Misbakhun.

Kata Airlangga, meski pemilih sudah menentukan pilihan, namun partai politik sampai saat ini belum ada yang menentukan pilihan untuk mengusung atau mendukung calon gubernur.

"Jadi, sampai sekarang partai politik masih belum menentukan pilihannya," tandasnya staf pengajar Fisip Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini. (roi/fat)