.webp)
Petirtaan adalah tempat pemandian suci yang sering digunakanoleh kalangan istana kerajaan. Saat ditemukan, ada beberapa situs letaknya berdekatan, jumlahnya empat titik yang tertutup rerimbunan tanaman serta rumput liar dan lokasinya diantaranya sungai serta saluran irigasi.
Adalah Rahmad Yasin (25), warga setempat yang mengaku, mengetahui keberadaan situs tersebut. Dikatakan, bahwa keberadaan situs purbakala ini juga diketahui warga lainnya.
Kemudian Rahmad memiliki inisiatif melaporkan keberadaan situs tersebut kepada pihak berwenang. Agar bisa mengungkap asal usul sejarah dan pelestariannya.
"Kami tahu sudah dari kecil, tapi karena tidak tahu banyak yang kurang peduli," ungkapnya kepada wartawan, Selasa (25/4/2017).
Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan, Jawa Timur, akhirnya mendatangi lokasi situs, berbekal laporan dari warga. Mereka mengamati dan meneliti keberadaan situs untuk mengungkap sejarah pembuatan serta fungsinya di zamannya.
Juru Pelihara Candi Kidal yang mewakili Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Imam Pinarko, menuturkan, jika dilihat dari strukturnya, bisa jadi situs dibuat pada masa akhir Kerajaan Singosari atau awal Kerajaan Majapahit.
"Bisa diduga akhir Singasari atau awal Majapahit," kata Imam usai meninjau lokasi
Ditambahkan Imam, bahan situs itu juga bisa menunjukkan zaman pembuatan, dengan bangunan yang terbuat dari batu cadas dan sebagian batu andesit.
"Di zaman Singosari itu batu andesit mulai sulit, jadi pakai batu cadas yang teksturnya keras. Di zaman Majapahit sudah pakai batu bata," bebernya.
Petugas purbakala sudah melakukan pengukuran terhadap temuan situs purbakala itu, termasuk adanya arca yang terdapat di dinding situs.
Kepala Desa Ngawonggo, Khoirul Huda menjelaskan, jika area situs masuk lahan milik Dinas Pengairan Kabupaten Malang. "Tanahnya milik pemkab, yakni dinas pengairan," sebut dia terpisah. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
