Wagub yang akrab disapa Gus Ipul ini mengaku khataman Quran yang juga memperingati Hari ke-53 Kebaktian Lembaga Pemasyarakatan ini, kegiatan positif bagi warga binaan. Sebab, selama ini rutan atau lembaga pemasyarakatan hanya diisi orang-orang bermasalah dengan hukum kriminal.
"Mungkin dengan mendekatkan diri kepada yang maha kuasa, setelah keluar dari lapas, para napi tidak mengulanginya kembali. Makanya, saya sangat bersyukur sekali diadakan acara seperti ini," kata Gus Ipul kepada wartawan, Kamis (20/4/2017).
Dia mencontohkan salah satu temannya juga pernah mengalami hal yang sama. Dipenjara selama bertahun-tahun. Namun, setelah keluar dari tahanan, perubahan sikap temannya sudah bisa terlihat. Bahkan, bisa menghafal Alquran.
"Jadi, tergantung kita yang ada di dalam lapas, apakah ada keinginan untuk mengubah perilaku atau tidak. Nah, membaca Alquran, mendekatkan diri kepada yang maha kuasa juga alternatif untuk mengubah perilaku kita setelah keluar penjara," jelasnya.
Khataman ini, jelas Gus Ipul, juga melatih keimanan para napi untuk menjadi lebih baik lagi. Meski baru pertama kali digelar, pihaknya berharap acara semacam ini terus ditingkatkan.
Sementara Sekjen NU Jawa Timur, Syafrudin Syarif mengaku kegiatan seperti ini untuk meningkatkan kesadaran napi bahwa apa yang telah dilakukan sebelumnya tidak bermanfaat bahkan merugikan orang lain.
"Acara ini digelar di seluruh Lapas se-Nusantara. Dengan harapan, setelah berjalannya acara seperti ini bisa merubah perilaku mereka nantinya," kata Syafrudin Syarif.
Kenapa harus warga binaan?, Menurutnya, kebanyakan warga binaan adalah orang yang mengalami kesusahan, banyak pikiran,dan tak sedikit orang yang mengalami stress. Sehingga acara ini bisa membantu untuk memecahkan segala persoalan mereka.
"Warga Binaan Pemasyarakatan itu tidak ada yang senang, semuanya sedang sedih ingin cepet segera keluar pingin ketemu keluarga, dengan acara seperti ini bisa menambah ketremtaman hati para WBP," jelasnya. (fat/fat)











































