"Penyediaan rumah untuk 36 KK pada prinsipnya tidak ada masalah dan akan tertangani," kata Bupati Ponorogo, Minggu (16/4/2017).
Ipong Muchlissoni menerangkan, ada dua opsi penyediaan rumah bagi 36 KK korban longsor. Pertama, pemerintah menyiapkan lahan atau membeli lahannya, namun opsi tersebut diperkirakan membutuhkan waktu lama.
Opsi kedua, masyarakat membeli sendiri lahan. Untuk lahan di sekitar lokasi, harganya juga terjangkau yakni sekitar Rp 30 ribu per meter. Jika dibutuhkan lahan 100 meter, dibutuhkan biaya Rp 3 juta.
"Saya sudah sampaikan ke mereka (Korban bencana longsor) bahwa ada beberapa alternatif. Kalau tanahnya dibelikan pemerintah, ya kita siap. Cuma kalau pemerintah membeli seperti ini (Pengadaan lahan) lambat, karena bukan soal jumlah uangnya, tapi soal proses dan prosedur pembelian," ujarnya.
Dari 36 KK, sebanyak 24 KK sudah membeli lahan sendiri. Tinggal 12 KK yang sampai sekarang belum mendapatkan lahan.
"Saya sampaikan, kalau anda beli sendiri seperti yang 24 KK, silahkan dinego ke tetangganya masing-masing," terangnya.
Ipong menegaskan, dirinya tidak mengesampingkan duka yang dialami korban bencana tanah longsor. Bagi korban yang meninggal dunia, mendapatkan santunan uang tunai Rp 35 juta terdiri dari Rp 10 juta dari bantuan Pemkab Ponorogo, Rp 10 juta dari Pemprov Jawa Timur dan Rp 15 juta dari Ibu Khofifah (Mensos Khofifah Indar Parawansa).
Selain itu, bantuan untuk korban bencana tanah longsor di Desa Banaran, yang masuk ke rekening Pemerintah Kabupaten Ponorogo sementara ini tembus hingga Rp 1 milliar.
Bupati Ponorogo menegaskan, bantuan tersebut tidak akan diambil sepersenpun untuk operasional penanganan bencana longsor di Banaran. Namun, semuanya akan diserahkan ke korban bencana longsor.
"Jumlah bantuan yang masuk ke rekening pemerintah kabupaten mungkin hampir Rp 1 milliar. Itu tidak ada sepersen pun untuk operasional. Semuanya akan kita bagikan ke seluruh keluargan korban," tuturnya.
Ia menegaskan, rumah tinggal bagi 36 KK korban longsor pada prinsipnya sudah siap. "Jadi, sebenarnya rumah untuk 36 KK ini tidak ada masalah. Saya sampaikan ke Pak Gubernur (Gubernur Jatim), bahwa tanah untuk 24 KK sudah ready. Dan 12 bukannya tidak siap, tapi masih mencari lokasinya," jelasnya.
Ia mengatakan, pembangunan rumah untuk 36 KK diperkirakan dalam waktu dekat. Rencananya, rumah tersebut akan dibangun oleh personel dari Kodam V Brawijaya.
"Senin besok saya akan melaporkan ke Pak Gubernur. Mungkin dalam waktu dekat sudah bisa mulai dibangun," jelasnya.
Sebelumnya, bencana tanah longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo, pada Sabtu (1/4/2017) mengakibatkan 36 rumah tertimbun longsor dan 28 jiwa meninggal dunia. Dari 28 jiwa yang dikabarkan hilang tertimbun longsor, 4 di antarnya sudah ditemukan. (roi/fat)