"Pagi itu saya berangkat kerja. Tempat kerja saya di Gresik, bawa motor" ujar Sucinina saat dirawat di Puskesmas Wringinanom, Kamis (13/4/2017).
Tiba-tiba perahu tambang yang dinaiki Sucinina miring. Dia dan penumpang lain ikut melorot dan tercebur ke sungai. Sucinina pun panik dan bingung. Dia hanya bisa berdoa saat itu sambil berusaha agar kepalanya tetap berada di atas air.
Namun Sucinina terus tenggelam. Dia sadar bahwa helm yang dikenakannya membuatnya tenggelam. Dia lepaskan helm itu sambil berusaha bergerak agar mengambang. Entah berapa lama waktu yang dia perlukan agar terus mengambang. Tiba-tiab dia menemukan helm, entah milik siapa.
"Saya ambil helm itu, saya dekap agar mengambang," kata Sucinina.
Sucinina memang mengambang meski tak maksimal. Dia terus berteriak meminta tolong. Teriakannya terdengar oleh pencari rumput di pinggir sungai. Pencari rumput itu memintanya agar terus berenang ke pinggir, namun perempuan asal Balongbendo itu mengatakan tak bisa.
Pencari rumput itu kemudian melemparkan sebuah batang pisang. Batang pisang itu segera didekapnya yang membuatnya lebih mengambang. Pertolongan dari pencari rumput itu akhirnya datang. Sucinina ditolong dan dipinggirkan.
"Alhamdulilah, yang penting saya selamat," kata Sucinina.
Pengakuan lain dikatakan Yudhistira Ardi. Dia juga turut menjadi korban. Untunglah dia bisa berenang sehingga selamat. Ardi mengatakan bahwa perahu tambang itu dua kali mengalami posisi miring.
"Sesaat setelah bertolak dari sisi Sidoarjo, perahu itu miring. Namun penarik perahu bisa mengendalikannya sehingga normal kembali," kata Ari.
Namun miring yang kedua tak bisa dikendalikan penarik perahu tambang. Perahu semakin miring sehingga penumpang dan motor yang ada di atasnya melorot dan semuanya jatuh ke sungai.
"Saya nggak berpikir menyelamatkan yang lain. Saya berusaha menyelamatkan diri sendiri karena semuanya sudah terpencar, saya tak melihat yang lain," kata Ardi. (iwd/bdh)











































