Ini Profil Dosen Unair yang Tersandung Kasus Pencabulan

Ini Profil Dosen Unair yang Tersandung Kasus Pencabulan

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Rabu, 05 Apr 2017 15:39 WIB
Foto: Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Di kalangan civitas akademika Universitas Airlangga (Unair), I Ketut Suardita merupakan salah satu dari sekian dosen yang berprestasi. Ketut yang merupakan dosen Fakultas Dokter Gigi merupakan pakar dalam tiga bidang riset.

Menyadur dari buku '100 Pakar Menaburkan Ilmu Pengetahuan Untuk Memandirikan Bangsa' yang dikeluarkan Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Unair, Ketut menamatkan S1 nya di Fakultas Kedokteran Gigi Unair. Jenjang spesialis juga ia tamatkan di Unair. Untuk jenjang doktoral, Ketut menamatkannya di Faculty of Dentistry Hiroshima University, Jepang.

Pria yang mempunyai gelar drg, Ph.D, dan Sp.KG ini menekuni tiga bidang riset. Pertama adalah di bidang ilmu konservasi gigi. Kedua adalah stem cell based tissue engineering. Dan yang ketiga adalah dental bio-material.

Berkat kepakarannya dalam bidang tersebut, pria kelahiran Denpasar 26 November 1968 ini sudah mempublikasikan 31 penelitian baik di jurnal terakreditasi nasional maupun bereputasi internasional. Publikasi penelitian itu mulai ia giatkan saat mengambil studi doktoral di Jepang.

Publikasi penelitian itu di antaranya adalah, Effect of overexpression of membrane-bound transferrin-like protein (MTf) on chondrogenic differentiation in Vitro dan The Effective Concentration of Red Betel Leaf (Piper crocatum) Infusion as Root Canal Irrigant Solution. Publikasi ini dikeluarkan pada 2013.

Publikasi yang dikeluarkan di tahun 2014 adalah Efek Pegagan (Centellaasiatical) terhadap Proliferasi Mesenchymal Stem Cell. Publikasi di tahun 2015 adalah Management of an External Root Resorption and Extensive Furcation Perfortion, Management of Endontic-Restoration Treatment Failure in Maxillary Anterior Teeth, Aesthetic and Functional Rehabilitation of Anterior Teeth with Crowded and Multiple Caries.

Dalam salah satu risetnya tentang stem cell, Ketut memprediksi bahwa metode konvensional untuk terapi konservasi gigi akan beralih menuju terapi regeneratif dengan didasaekan pada tissue engineering.

"Stem cell adalah terapi regeneratif, bukan hanya memperbaiki sesuatu yang rusak. Bila gigi berlubang, biasanya ditambal dengan komposit. Kalau stem cell tidak. Kerusakan itu akan diregenerasi. Ke depan, bisa saja kita melakukan terapi pada gigi yang hilang. Jadi, menumbuhkan gigi bukan suatu yang mustahil," kata Ketut dalam buku ini.

Sebagai dosen, Ketut mengajar sembilan mata kuliah. Di antaranya adalah Consevative Dentistry I, II, dan III, Skill Lab I dan IV, Consevative Dentistry Clinic, Stem Cell based-tissue engineering, Scientific Writing, dan Evidence Based Dentistry.

Ketut yang mempunyai istri dan 2 orang anak ini juga aktif dalam asosiasi. Ia tercatat menjadi anggota dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Ikatan Konservasi Gigi Indonesia. Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Ketut juga melakukan pengabdian masyarakat. Kegiatan yang pernah diikutinya adalah Bulan Kesehatan Gigi Nasional, Pelatihan kesehatan gigi pada siswa Madrasah Desa Ketapanrame dan Pelatihan pencegahan kerusakan gigi guru SD Trawas.

Ketut juga tercatat sebagai chief editor pada Dental Journal Majalah Kedokteran Gigi. Ketut mempunyai satu buku yang sudah diterbitkan yakni Penuntun Kepaniteraan Klinik Pendidikan Profesi. Buku yang keluar pada 2015 ini diterbitkan oleh Airlangga University Press. (iwd/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.