Risma Ajak Pemilik Toko Kelontong 'Melawan' Gempuran Toko Modern

Risma Ajak Pemilik Toko Kelontong 'Melawan' Gempuran Toko Modern

Zaenal Effendi - detikNews
Jumat, 31 Mar 2017 16:42 WIB
Foto: Zaenal Effendi
Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mendorong pemilik toko kelontong lebih berdaya di tengah 'gempuran' minimarket yang menjamur. Para pemilik toko kelontong diminta bersatu di bawah naungan koperasi.

Wali Kota Tri Rismaharini saat membuka 'Sosialisasi Pemberdayaan dan Pengelolaan Toko Kelontong Berbasis Koperasi' di Graha Sawunggaling, Jumat (31/3/2017) mengibaratkan sapu lidi yang lemah bila hanya sendirian, tetapi bisa kuat bila bergabung bersama dalam menghadapi persaingan usaha dengan toko modern (minimarket) yang tentu saja memiliki modal lebih besar dibanding toko kelontong.

"Melalui pertemuan ini, saya ingin menyiapkan panjenengan semua agar memiliki kekuatan yang sama seperti mereka. Salah satunya cara nya dengan bergabung di koperasi. Dengan bergabung di koperasi, panjenengan akan merasakan banyak keuntungan," kata Risma.

Pemkot Surabaya selama ini kata Risma, sudah menerapkan aturan untuk pengaturan posisi toko modern (minimarket) demi untuk memberikan peluang bagi toko kelontong untuk tetap berkembang.

Menurut Risma, selama ini ada beberapa hal yang membuat pemilik toko kelontong tidak mampu bersaing dengan minimarket. Diantaranya karena faktor penataan toko dan pelayanan dari pemilik toko.

Wali Kota perempuan pertama di Pemkot Surabaya ini mencontohkan tidak sedikit pemilik toko kelontong yang kurang ramah, bahkan judes ketika melayani pembeli.

"Yang terpenting itu pelayanan. Katanya pembeli itu raja, tetapi pelayanan nya kurang bagus, tidak ramah. Penempatannya juga nggak bagus. Orang mau beli tapi jalan lewatnya ditutupi galon atau epiji. Itu alasannya kalah bersaing. Harus bisa diubah menjadi lebih baik," ungkap Risma.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Eko Haryanto mengatakan, Pemkot telah memiliki mantri ekonomi yang salah satunya bertugas untuk memberikan pelatihan kepada pemilik toko kelontong agar usahanya bisa lebih berkembang. Hingga kini, kurang lebih ada 70 an mantri ekonomi yang tersebar di 31 kecamatan di Surabaya.

Menurut Eko, pihaknya akan fokus untuk membenahi beberapa hal yang selama ini menjadi permasalahan bagi pemilik toko kelontong. Diantaranya produk yang dijual monoton dan teknik penataan barang yang terkadang semrawut.

"Mantri ekonomi ini yang akan melakukan pelatihan untuk mencapai kondisi yang diinginkan Semisal bagaimana meningkatkan keanekaragaman produk, menata barang di toko, juga cara melayani penjual. Hasilnya akan dilaporkan ke kami," kata Eko.

Terkait perlunya koperas bagi pemilik toko kelontong, Eko menyebut Dinas Koperasi dan Usaha Mikro sudah melakukan pendataan. Dari 31 kecamatan, ada beberapa kecamatan yang akan menjadi percontohan. Diantaranya Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tambasari, Kecamatan Sawahan. (ze/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.