"Umur harimau-nya sekitar 16 tahun, kondisinya sakit dan tak terawat, seperti kurang makan sehingga badannya kurus. Kami evakuasi tadi pagi dan langsung kami bawa ke rumah sakit satwa Taman Safari Prigen untuk pemulihan," kata Kepala BKSDA Jatim, Ayu Dewi Utari, dalam keterangannya kepada detikcom, Rabu (29/3/2017).
Harimau Sumatera yang ditempatkan di kandang berlokasi di tengah pesantren ini sejak dua tahun terakhir terlihat tak terawat, terutama sejak pengasuh Pesantren Metal Muslim, KH Abu Bakar, meninggal dunia. Sebelum pengasuh pesantren yang dihuni para anak yatim, anak jalanan, bahkan orang gila, ini wafat, harimau tersebut masih sangat sehat karena mendapat perawatan semestinya.
![]() |
"Proses evakuasi berlangsung lancar karena dukungan penuh dari Gus Irsyad (Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf). Beliau sangat konsen dengan perlindungan satwa, sejak beberapa hari berkoordinasi dengan kami agar harimau tersebut bisa dirawat dengan baik. Akhirnya kami datang melakukan mediasi dengan pihak pesantren. Bu Nyai-nya pasrah pada kami karena memang kelihatannya sudah nggak mampu lagi memberi makan," terang Ayu.
Ayu mengatakan harimau tersebut merupakan pemberian dari Taman Safari Prigen pada 2002. Setelah dilakukan perawatan dan pemulihan di Taman Safari Prigen, pihaknya akan mengambil keputusan terkait nasib satwa tersebut.
"Kita kembalikan dulu ke TSI biar dirawat dulu, biar pulih. Nanti setelah itu kami akan putuskan nasibnya. Pemulihan satwa mungkin butuh waktu sekitar satu bulan. Bisa saja nanti dikembalikan ke pesantren kalau siap merawat," terangnya.
Bupati Pasuruan HM Irsyad Yusuf mengaku mendapat sejumlah laporan dari warga perihal nasib harimau di Ponpes Metal. Karena prihatin ia pun berkoordinasi dengan BKSDA.
"Intinya bagaimana satwa diobati dan dirawat dulu. Saya dan BKSDA minta agar dirawat di Taman Safari. Ini semata-mata upaya penyelamatan satwa yang kita lindungi," kata Irsyad Yusuf. (fat/fat)