Mayat itu ditemukan penambang pasir bernama Agus Wahyudi, sekitar pukul 11.35 WIB. Saat itu Agus membersihkan sungai. Tiba-tiba dia melihat ada perempuan tergeletak di tepi sungai dengan kondisi kepala menghadap timur.
"Saat melihat korban saya langsung memberitahukan kepada warga yang lainnya. Saat diangkat ternyata sudah kaku," ujar Agus kepada detikcom di tempat kejadian.
Polisi yang mendapat laporan segera mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Tidak ada identitas sama sekali. Namun dari ciri fisik serta pakaian yang dipakai, polisi menduga korban masih belia.
![]() |
"Dari hasil penyidikan sementara, diduga korban berusia antara 15 sampai 18 tahun. Namun identitasnya belum diketahui, kami masih mencari bahan bukti lain terkait identitasnya," jelas Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya kepada detikcom di ruang jenazah RSU Ngudi Waluyo Wlingi.
Dari pantauan, korban memakai kaos lengan pendek dan celana warna gelap, berambut sebahu, memakai korset warna hitam dan sepatu kets warna krem motif polkadot. Seorang petugas medis kamar mayat RSU Ngudi Waluyo Wlingi, tinggi badan gadis berkulit sawo matang itu, diperkirakan sekitar 150 cm.
"Sementara dari hasil visum luar petugas medis, luka sayatan di leher korban sekitar 15 cm namun dalamnya sampai ke rongga pernafasan," tambah Slamet.
Hingga pukul 14.55 WIB, polisi belum melakukan autopsi korban. Hal ini sesuai prosedur bahwa proses autopsi baru akan dilakukan jika telah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga.
"Kami berusaha mencari identitas dan keluarganya dulu untuk mendapatkan persetujuan autopsi. Namun jika nantinya tim penyidik menilai lebih penting autopsi terlebih dulu karena terlalu lama belum menemukan keluarganya, ya polisi akan lakukan autopsi ," jelas Slamet. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini