Hal itu disampaikan Luhut saat mengisi dialog antar tokoh lintas agama di gedung perkuliahan Universitas Yudharta Pasuruan, Selasa (21/3/2017).
"Perwakilan dari agama Hindu Tengger dari sudah menyampaikan banyak hal. Menurut saya sudah bagus sekali apa yang dilakukan oleh bupati mulai dari pemeliharaan kitabnya, adatnya dan juga hari-hari suci dari suku Tengger," kata Luhut.
Luhut mengatakan, menjadi seorang kepala daerah tak boleh membeda-bedakan masyarakat yang dipimpinnya. Seorang bupati, katanya, harus mengayomi semua warganya tak peduli apa agamanya, golongan, suku dan rasnya.
"Untuk mengurangi kesenjangan dan kerawanan-wanan, yang dibutuhkan adalah seorang figur pemimpin yang tidak membeda-bedakan rakyat, butuh figur bupati yang dapat merangkul semua rakyat. Ya seperti Bupati Pasuruan ini bisa merangkul semuanya tanpa membeda-bedakan," lanjutnya.
Luhut juga menyampaikan situasi keamanan negara saat ini sudah baik. Ia meminta para tokoh agama ikut menjaga situasi tersebut dengan terus melakukan dialog.
"Saat ini Indonesia sudah cukup aman. Yang perlu kita waspadai adalah negara di Timur Tengah yang sampai saat ini masih belum aman dan dampaknya kepada Indonesia. Selain itu juga warga Indonesia yang sudah lama ada di sana kembali ke Indonesia, itu kita waspadai," terangnya.
Dialog tokoh lintas agama tersebut berlangsung cair dan interaktif. Dialog dihadiri pengasuh Pondok Pesantren Ngalah KH Sholeh Bahrudin, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, Kapolres Pasuruan AKBP Muhammad Aldian, Rektor Yudharta Dr Saifullah dan akademisi Yudharta serta perwakilan dari tokoh lintas agama se-Kabupaten Pasuruan yang tergabung dala FKUB Kabupaten Pasuruan.
Bupati Irsyad Yusuf dalam kesempatan itu mendapatkan ucapan terimakasih dari perwakilan dari tokoh agama Hindu Tengger atas perhatiannya selama ini.
"Terimakasih kepada bapak bupati yang telah membimbing sehingga suku Terger sudah mulai terkenal. Kami sekali lagi berterimakasih telah mengangkat even-even tradisi menjadi ikon Pasuruan," kata Parji, perwakilan dari agama Hindu Tengger.
"Selain itu kami juga berterimakasih kepada dulur muslim yang telah bekerjasama saat nyepi," tuntasnya.
Selain mengisi dialog, Luhut juga mengisi Seminar Kemaritiman bertema "Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia". Seminar diikuti ratusan mahasiswa dan santri. (bdh/bdh)











































