"Penyakit kusta bukan penyakit kutukan, bukan karena sihir, dan bukan penyakit keturunan. Penyakit kusta karena disebabkan kuman seperti pada penyakit lainnya. Penyakit kusta ini masalah kesehatan masyarakat yang harus segera dipecahkan. Dan sangat erat hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada kecacatan, status sosial dan ekonomi, dan berpengaruh pada angka kemiskinan," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di sela acara gerakan Jelita Tahun 2017 di Pendopo Kabupaten Pamekasan, Rabu (15/3/2017).
Data dari world health organization (WHO) tahun 2014, kasus penderita kusta di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbanyak, setelah India dan Brazil.
Pada thun 2015, Jawa Timur merupakan provinsi penyumbang tertinggi kasus baru kusta di Indonesia yakni 23 persen. Dari 23 persen, wilayah penyumbang terbanyak kusta di Jatim yakni Pulau Madura sekitar 35 persen.
Sedangkan prevalensi rate angka kesakitan penyakit kusta di daerah sekitar 5 sampai 1 berbanding 10.000 penduduk.
"Kita berharap prevalensi rate-nya di bawah 1:10.000 penduduk. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras dan dukungan dari semua pihak. Jangan mengucilkan penderita kusta, karena mereka bukan terkena penyakit kutukan, sihir dan tidak memberikan kesempatan berobat," terangnya.
Program pengendalian penyakit kusta melalui Jelita, strategi yang dilakukan dengan cara SCORE (Sosialisasi, Cari, Obati dan Rehabilitasi).
"Rehabilitasi orang yang pernah terinfeksi kusta (Oyapita), membutuhkan penanganan lebih lanjut. Juga perlu dievaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui tindak lanjut dan permasalahan yang ditemukan," paparnya.
Dalam kunjungannya ke Pamekasan, Madura, wagub yang akrab disapa Gus Ipul mengunjungi M Zainal-Oyapita yang tinggal di Jalan Tronojoyo, Pamekasan.
Bersama Bupati Pamekasan Achmad Syafii, Gus Ipul memberikan bantuan dan merangkul Zainal penderita kusta sejak tahun 1980-an dan tinggal sebatang kara. Sejak Tahun lalu, Zainal dinyatakan sembuh 100 persen dari kusta.
Selain itu, Gus Ipul juga berbincang dengan Sarifah-oyapita sejak umur 17 tahun dan sudah sembuh 100 persen pada usia 19 tahun.
"Saya rutin berobat di Puskesmas Kowel. Saya juga senang dan mengucapkan terima kasih karena pengobatannya gratis," kata Sarifah.
Mendengar testimoni dari Sarifah, Gus Ipul bangga atas kegigihan Sarifah berobat dan sembuh dari penyakit kusta. Serta mengapresiasi Puskesmas Kowel yang memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi penderita kusta.
"Luar biasa. Puskesmas Kowel memberikan pengobatan gratis ke penderita kusta. Puskesmas ini layak mendapatkan penghargaan atas pelayanan kepada masyarakat, terutama penderita kusta," jelasnya. (roi/fat)