"Saat Rama cek-cok dengan dengan sopir mobil, Dedi yang dibonceng Rama, turun dari motor, dan sempat bersitegang juga dengan penumpang mobil. Bahkan sempat terjadi pergumulan," kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, Minggu (12/3/2017).
Pergumulan di dalam mobil terhenti saat tiba-tiba terdengar suara letusan senjata api. Tak lama berselang, tubuh Dedi terdorong ke luar mobil dan ambruk ke aspal jalan.
Darah segar keluar dari wajahnya. Belakangan diketahui darah itu keluar dari luka tembak di wajah. Tepatnya pipi kanan Dedi tertembus peluru, hingga bersarang di kepala.
"Korban meninggal di lokasi kejadian akibat tembakan di wajah hingga proyektilnya bersarang di kepala," terang Kusworo.
Mengenai pemicu percekcokan, menurut Kusworo karena antara mobil dan motor saling berimpitan dan saling salip.
"Saat itu kondisi jalan macet. Mobil dan motor yang sama-sama dari arah barat, sempat saling berhimpitan agar bisa tetap melaju. Dari situlah kemudian terjadi cek-cok," terang Kusworo.
Kondisi lalu lintas saat Jumat malam, selalu ramai. Sebagian besar komunitas motor atau mobil kongkow dan parkir di tepi jalan. Bahkan sebagian keliling kota atau alun-alun melakukan konvoi. Hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Dedi (25) mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember Fakultas Bahasa Indonesia tewas ditembak di Jl. Raya Sultan Agung, tepatnya di depan pertokoan Hardy's Jember Plaza, sekitar pukul 02.00 WIB, Sabtu (11/3/2017). Identitas pelaku maupun motif penembakan belum diketahui. Polisi masih mendalami motif dan memburu pelaku. Polisi juga memeriksa saksi-saksi. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini