Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko saat berkesempatan meninjau dan melepas satu kontainer produk kerajinan tangan hasil karya Lapas Banyuwangi ke Busan Korea Selatan mengaku bangga.
Pasalnya, warga binaan tersebut mampu membuktikan mereka memiliki sisi positif. Pada saat diberi kesempatan, mereka terbilang mampu menghasilkan karya yang tidak hanya bermanfaat tapi juga bernilai ekonomis.
Yusuf berharap, dengan kegiatan ini akan menumbuhkan kemandirian dan optimisme warga binaan untuk berkiprah di masyarakat lewat ketrampilan yang dimiliknya.
"Selama ini persepsi orang warga lapas tidak produktif, ekspor kerajinan ini membuktikan sebaliknya. Saat keluar dari Lapas sudah punya mandiri. Warga binaan juga mampu berkontribusi pada perekonomian daerah dan ikut mengangkat nama Banyuwangi di pasar internasional," kata Yusuf di salah satu ruangan kerajinan Lapas II B Banyuwangi, Selasa (7/3/2017).
![]() |
Sementara Kepala Lapas Banyuwangi Harimin mengatakan produk kerajinan warga binaan yang diekspor adalah berbagai peralatan makan khas Korea yang terbuat dari kayu. Seperti piring, mangkuk, tempat nasi dan baki. Jumlahnya mencapai 12.572 buah item.
Kerjasama ini terjalin antara lapas dengan pihak ketiga untuk membekali 740 binaan kelas II B tersebut dengan ketrampilan kerajinan tangan. Kegiatan Ekspor ke Korea Selatan ini baru pertama kali , namun sebelumnya beberapa produk warga binaan sudah rutin satu bulan sekali ekspor ke Jepang.
"Semua barang itu kami kirim menggunakan satu kontainer. Sebelumnya sudah ekspor secara rutin satu bulan sekali ke Jepang," kata Harimin.
Harimin melanjutkan setiap orang warga binaan mendapat upah sebesar Rp 600 - Rp 800, untuk satu barang yang dikerjakan. Dalam sehari per orang bisa menyelesaikan 60 kerajinan. "Penghasilannya lumayan lah buat mereka, bisa lebih mandiri meskipun di lapas, tidak tergantung dari orang lain," tutupnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini