"It's Amazing. Meski tidak bisa melihat blue fire karena ditutup, tapi kita bisa melihat keindahan kawah Ijen dan terbitnya matahari di puncak Ijen," ujar Anastasia, turis dari Rusia, usai mendaki Gunung Ijen, Selasa (7/3/2017).
Menurut Anastasia, asap dari kawah gunung Ijen sangat tebal. Kadang pemandangan biru tosca kawah Ijen tidak nampak karena tertutup asap. Namun beberapa saat terlihat keindahannya. Karena ada rekomendasi tidak diperbolehkan turun ke kawah, dirinya tak berniat untuk turun.
"Pakai masker ini cukup membantu. Saya tidak berani turun karena ada larangan," pungkasnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Sugik, salah satu guide lokal di kawasan Kawah Ijen. Setelah rekomendasi untuk tidak ada aktivitas pada radius 1 Km dari kawah, pihaknya melarang tamu (turis) untuk turun ke kawah.
"Ini agar tidak terjadi apa-apa. Karena gas beracun itu berbahaya bagi manusia. Alhamdulillah mereka nurut," tambahnya.
Kawah Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, kembali mengeluarkan gas beracun. Hal ini sangat membahayakan bagi pendakian pada malam hari.
BPBD Banyuwangi merekomendasikan penutupan jalur pendakian ke gunung yang mempunyai danau kawah terbesar di asia itu mulai, Minggu (5/3) pukul 15.00 wib hingga pukul 06.00 wib. Meski pendakian ditutup pada malam hari, status Gunung Ijen masih kondisi normal. (fat/fat)











































