Kawah Ijen Keluarkan Gas Beracun, Wisatawan Dilarang Lihat Blue Fire

Kawah Ijen Keluarkan Gas Beracun, Wisatawan Dilarang Lihat Blue Fire

Ardian Fanani - detikNews
Senin, 06 Mar 2017 19:44 WIB
Foto: Ardian Fanani
Banyuwangi - Gunung Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, kembali mengeluarkan gas beracun. Hal ini sangat membahayakan bagi pendakian pada malam hari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi merekomendasikan penutupan jalur pendakian ke gunung yang mempunyai danau kawah terbesar di Asia itu mulai, Minggu (5/3/2017) kemarin, pukul 18.00 wib hingga pukul 06.00 wib. Meski pendakian ditutup pada malam hari, status Gunung Ijen masih dalam kondisi normal.

"Penutupan pendakian pada malam hari itu dilakukan karena suhu danau air kawah sejak beberapa hari kemarin meningkat," ujar Kepala Bidang Kedaruratan Bencana BPBD Banyuwangi Eka Muharram kepada sejumlah wartawan, Senin (6/3/2017).

Kawah Ijen Keluarkan Gas Beracun, Wisatawan Dilarang Lihat Blue FirePengunjung Kawah Ijen Gunakan Masker/Foto: Ardian Fanani
Akibat suhu meningkat, tambah Eka, mengakibatkan letusan kecil di dalam kawah yang mengadung gas beracun sulfur dioksida (SO2), karbon dioksida (CO2), dan asam sulfat (H2S).

"Sekarang ini kan puncak musim hujan, sehingga air danau kawah ijen itu volumenya meningkat. Air yang dari dalam yang di bawah itu suhunya sangat tinggi, kemudian diisi dengan air yang suhunya rendah itu terjadi yang namanya letupan-letupan," kata Eka Muharram.

Kata Eka, rekomendasi pendakian ke Gunung Ijen hanya diperbolehkan pada pagi hari hingga siang hari, dengan radius 1 kilomenter dari danau kawah. Selain wisatawan, para penambang belerang juga dilarang melakukan penambangan pada malam hari. Penutupan aktivitas pendakian dan penambangan ini dilakukan demi keselamatan para pendaki dan penambang belerang.

Sementara itu, salah satu guide lokal Kawah Ijen, Danu Fauzin mengaku bingung dengan penutupan ini. Pasalnya masih banyak penambang belerang yang turun hingga ke kawah. Padahal larangan itu sudah dipublikasikan sejak Minggu kemarin.

"Saya menjelaskan bagaimana kepada tamu (turis) saya. Katanya ditutup tapi kok masih ada yang menimbang," ujarnya kepada detikcom. (bdh/bdh)
Berita Terkait