.webp)
"Kami minta wali kota tegas, dalam melarang transportasi online dan melegalkan transportasi yang berbadan hukum," ungkap seorang pendemo dalam orasinya, Senin (9/3/2017).
Orasi digelar secara bergiliran dari atas kendaraan. Perwakilan sopir menyerukan tuntutan dan harapan disampaikan selama orasi.
Para sopir turut membawa armadanya hingga memenuhi bundaran Tugu Balai Kota Malang. Penjagaan aparat keamanan diperketat depan pintu gerbang balai kota.
"Mana pedulimu kepada wong cilik. Kami menagih janjimu. Kita rapatkan barisan, kita tagih janji wali kota," teriak pendemo lantang.
"Di Surabaya, wali kota-nya perempuan. Tetapi tegas dan bijak. Di sini, wali kota kita mana pedulimu," sahut para sopir.
Para sopir meminta Wali Kota Anton untuk keluar menemui pendemo. Agar semua mengetahui kebijakan yang akan dikeluarkan. "Kami tidak mau negoisasi di dalam," teriak pendemo.
Beberapa pekan lalu, sopir angkutan menggelar aksinya. Mereka meminta wali kota menghentikan beroperasinya transportasi online.
Saat itu, Wali Kota Anton menemui pendemo dan menyatakan, bahwa transportasi yang diperbolehkan beroperasi yang memiliki badan hukum.
"Kami ingin menagih janji itu, wali kota harus membuat Perwali, menyatakan bahwa transportasi online dilarang," tegas Toger, salah satu perwakilan jalur angkutan ditemui di sela aksi. (fat/fat)
