"Kasusnya berstatus suspek karena hasil dari laboratorium belum keluar, tapi kalau dilihat dari tanda-tanda mengarah pada antraks," kata Kelapa Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veterinir, Dinas Pertanian dan Pangan Trenggalek, Budi Satriawan, Senin (19/2/2019).
Menurutnya, kasus tersebut menyerang sapi milik Toiman, warga Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu sejak dua pekan lalu. Selain sapi, bakteri itu disinyalir juga telah menular kepada pemilik sapi.
"Saat itu sapi Pak Toiman mengalami sakit dengan ciri-ciri mata memerah dan dubur mengeluarkan darah, kemudian oleh pemilik disembelih," ujarnya.
Dari penyembelihan itu, jari tangan Toiman yang mengalami luka tiba-tiba mengalami pembengkakan dan tidak kunjung sembuh. Petugas kesehatan hewan yang mengetahui informasi tersebut langsung melakukan penelusuran dan penanganan kedaruratan.
"Sesuai dengan tandart operasional prosedur penanganan, kami menetapkan 3 kilometer di kawasan tersebut sebagai zona merah dan saat ini terus kita lakukan penanggulangan," imbuh Budi.
Saat ini tim kesehatan hewan rutin melakukan penyuntikan antibiotik terhadap puluhan sapi di kawasan zona merah. Selain itu, juga dilaksanakan penyemprotan di kandang sapi milik warga.
"Kasus ini sudah kami laporkan ke provinsi dan kementerian pertanian. Beberapa waktu lalu dilakukan pengambilan sampel tanah dan kotoran sapi, kami masih menunggu hasil laboratorium," jelasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini