Empat pasangan calon yang maju dan ingin terpilih. Data yang dihimpun detikcom, Rabu (15/2/2017), pasangan nomor urut satu dalah Rudi-Sujono Djonet. Kedua figur ini diusung Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Hanura, dan Partai NasDem.
Rudy, calon Wali Kota kelahiran 11 April 1977. Namanya mulai dikenal sejak masyarakat Bumiaji menolak pembangunan Hotel The Rayja, yang dianggap akan mengancam sumber mata air Gemulo selama ini menjadi penghidupan masyarakat sekitar. Rudy gigih memperjuangkan hingga pembangunan hotel terhenti.
Warga Bulukerto, Bumiaji, ini akhirnya terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PAN. Sampai kini, Rudy menjabat Ketua DPD PAN Kota Batu, sejak 2015 lalu.
Begitu juga dengan Sujono Djonet, yang memiliki latar belakang pengusaha lampion ini, memilih berpasangan dengan Rudy untuk membawa visi mengembangkan pariwisata memiliki daya saing dengan peningkatan sumber daya manusia dan alam serta misi pemerintah yang jujur serta mengedepankan kesejahteraan rakyat.
Selain Rudy-Sujono Djonet ada pasangan calon urut dua, yakni Dewanti Rumpoko tak lain istri Wali Kota Batu Eddy Rumpoko yang sudah menjabat dua periode. Dewanti diusung PDI Perjuangan dan didukung tiga partai lain, yakni Partai Gerindra, PKS serta PPP.
Sebelum tampil menjadi kandidat Calon Wali Kota Batu Dewanti, sempat mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Malang bersama Masrifa 2015 lalu. Dewanti kalah tipis dengan petahana Rendra Kresna.
Maju Pilwali Batu 2017, Dewanti berpasangan dengan Punjul Santoso, kader PDI Perjuangan sekarang menjabat Wakil Wali Kota Batu mendampingi Eddy Rumpoko.
Untuk pasangan calon urut 3 adalah Hairuddin-Hendra Angga Sonata diusung PKB. Hairuddin selain kader PKB juga menjabat sebagai Sekretaris DPC Hiswana Migas Malang, dan Ketua Taufiqiyah PCNU Kabupaten Malang, Hairuddin sudah berusia 52 tahun ini, menempati kediamannya di Perum Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Sementara pasangannya Hendra Angga, baru berusia 33 tahun ini aktif dalam Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia (Gapensi) Kota Batu, dan DPD KNPI Kota Batu. Pasangan calon ini, mengusung visi misi mewujudkan Kota Batu yang barokah, harmonis, gigih, dan aman.
Satu pasangan calon lain adalah figur dari jalur independen, bdul Majid memiliki hobi sepakbola dan bulu tangkis ini mengawali karir organisasi bersama GP Ansor tahun 1985, sampai menjadi Ketua Paguyuban Mudin Kota Batu sampai tahun 2012.
Abdul Majid bukan sekali maju di jalur independen, lima tahun lalu, dia maju melawan petahana Eddy Rumpoko 2012 lalu.
Pilkada 2017 ini, Abdul Majid maju bersama Kasmuri Idris, aktif dalam Komisioner Dewan Pendidikan Kota Batu hingga saat ini. Mereka mengusung visi-misi mewujudkan Kota Batu yang Baik (berbudaya, agamis, indah, kreatif) dan Bagus (bersih, aman, guyub rukun, unggul, sehat).
Jelang coblosan, situasi politik Kota Batu mulai memanas dengan temuan Panwaslih, ada sekitar 140 lebih TPS rawan politik uang, dari total 420 tempat pemungutan suara.
Botoh, pejudi diindikasi menguat melakukan praktik politik uang. Petaruh sampai dikhawatirkan merusak pesta demokrasi. Bahkan, malam menjelang coblosan, ratusan personel aparat keamanan menggelar patroli atau penyisiran di daerah rawan, usai polisi memetakan 19 daerah atau TPS rawan kecurangan.
Wilayah Kecamatan Junrejo yang memiliki 194 TPS menjadi wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi, baru disusul dua kecamatan lain, Batu dan Bumiaji.
Panwaslu dan aparat keamanan janji akan melakukan pengawasan serta pengamanan agar pilwakot berjalan aman dan demokratis.
(ugik/ugik)