Rupanya, kelainan ini diakibatkan alergi obat epilepsi dari puskesmas yang dikonsumsinya. Itu berdasarkan pemeriksaan dokter spesialis kulit RSU Waluyo Jati.
"Ada beberapa obat kejang yang bisa memunculkan risiko alergi. Kenapa baru sekarang? itu ternyata karena dia minum obat epilepsi tidak teratur. Hanya minum saat dia mengalami kejang," jelas dr Fransiska Sylvana, dr spesialis kulit RSU Waluyo Jati Kraksaan, kepada wartawan, Senin (13/2/2017).
Fransiska mengaku dampak obat epilepsi itu awalnya kulit merah melepuh dan menghitam, sehingga terjadilah seperti saat ini. Saat dalam metode pemberian nutrisi cairan infus, obat-obatan alergi, pengobatan luka yang melepuh dan mengelupas.
"Kita menggunakan kompres untuk melepuh kalau erosi kita salep atau krim. Dan itu namanya Stevens-Johnson Syndrome. Dan proses penyembuhannya tergantung kondisi parahnya seperti apa. Nuraini, ini butuh waktu agak lama penyembuhannya, karena sudah parah. Dan ini tidak menular," tambah Fransiska.
Sementara bibi Nuraini, Zainab, mengaku selama ini keluarganya ingin membawanya berobat, tapi terkendala KTP. Sedangkan proses pembuatan KPT Nuraini, sampai saat ini belum selesai.
"Beberapa hari yang lalu memang mau periksa di rumah sakit ini, tapi kata petugasnya harus membawa KTP, sedangkan proses pembuatan KTP berbulan-bulan belum selesai. Sekarang aja pihak rumah sakit minta persyaratan lengkap, KTP belum jadi, kita masih bingung," keluh Zainab, saat ditemui di ruang Mawar RSU Waluyo Jati, saat menemani Nuraini.
Seorang perempuan yatim bernama Nuraini (21) warga Probolinggo, menghitam dan bersisik di seluruh kulitnya. Nuraini putri tunggal pasangan suami istri Alm Suparman dan Kasmita, ini dikucilkan oleh warga setempat. Selama 13 hari ini sejak penyakit aneh ini menyerang dirinya, Nuraini hanya berbaring di tempat tidur karena keberadaan ekonominya sangat lemah dan tidak ada yang mengajaknya berobat. (fat/fat)











































