Polisi Kampanye Tekan Angka Kecelakaan di Taman Bungkul

Polisi Kampanye Tekan Angka Kecelakaan di Taman Bungkul

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Minggu, 12 Feb 2017 12:25 WIB
Pelepasan merpati sebagai tanda Launching Smart Riding 2017 (Foto: Imam Wahyudiyanta)
Surabaya - Selama ini, kecelakaan kerap dianggap sebagai takdir. Orang menganggap itu adalah musibah dari Tuhan dan tak perlu dipersoalkan lagi. Padahal kecelakaan bisa jadi datang dari diri sendiri akibat tak mematuhi lalu lintas.

"Mindset kita masih menganggap kecelakaan adalah takdir. Itu tidak bisa. Kecelakaan itu bukan takdir," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Mohammad Iqbal kepada wartawan seusai Launching Smart Riding 2017 di Taman Bungkul, Minggu (12/2/2017).



Kecelakaan, kata Iqbal, bukan takdir karena bisa dicegah. Pencegahannya salah satunya adalah dengan mematuhi peraturan dan taat lalu lintas. Dengan menerapkan taat lalu lintas, maka kecelakaan bisa dihindarkan. Smart Riding adalah edukasi untuk itu.

"Ini program edukasi. Polrestabes Surabaya tidak sendiri, juga bekerjasama dengan Pemkot Surabaya dan pihak lain. Tujuannya menekan angka kecelakaan. Kecelakaan jelas didahului dengan pelangaran. Kami akan mengedukasi kembali tentang aturan lalu lintas," kata Iqbal.

Iqbal menambahkan, angka kecelakaan di Surabaya di tahun 2015 memang bisa ditekan di tahun 2016. Tetapi jumlahnya tidak signifikan. Iqbal ingin angka itu terus ditekan seminimal mungkin di tahun 2017. Di Surabaya sendiri setidaknya 15 orang meninggal setiap bulannya karena kecelakaan.

Smart Riding bertujuan untuk edukasi tertib lalu lintasSmart Riding bertujuan untuk edukasi tertib lalu lintas Foto: Imam Wahyudiyanta
Iqbal tak ingin ada kecelakaan hingga korbannya luka berat atau bahkan meninggal dunia. Karena luka berat dan meninggal dunia membawa efek domino berantai, yang berimbas pada keluarga.

"Kalau ada ayah yang mengalami kecelakaan. Karena kecelakaan dia jadi nganggur. Padahal dia menanggung beberapa anak. Itulah, efek dominonya banyak," lanjut Iqbal.

Sayangnya, angka kecelakaan secara nasional masih tinggi. Asumsinya adalah setiap harinya ada 5 korban meninggal dunia karena kecelakaan. Itu berarti setidaknya ada 150 orang meninggal setiap bulannya, dan ada 1.800 orang meninggal setiap tahunnya. Melihat jumlah itu, berapa dahsyat efek domino kecelakaan yang ditimbulkan.

"Itu adalah asumsi, jumlah korban kecelakaan sebenarnya bisa lebih banyak," terang Iqbal.

Iqbal ingin kecelakaan bisa menjadi isu nasional karena jumlah korban yang ditimbulkan begitu banyak. Bahkan korban kecelakaan lebih banyak dari pada korban ledakan bom.

"Korban bom 10 hingga 20 orang, tidak ribuan seperti kecelakaan. Tetapi muncul besar di media. Kalau korban kecelakaan, kurang ada yang aware. Karena itu kami ingin ini dijadikan isu nasional, isu kita bersama," tambah Iqbal.

Dan Iqbal tidak ingin Smart Riding hanya menjadi program mercusuar saja, yang awalnya menjulang tinggi dan sinarnya terang kemudian langsung meredup karena tak diaplikasikan.

"Konkretnya adalah sosialisasi ke sekolah, ke masyarakat, masuk kampung. Ada award dan reward kepada pengendara yang tertib. Yang tidak tertib tentu saja akan ada punishment," tandas Iqbal. (iwd/gik)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.