Kontainer juga disiapkan di destinasi wisata. Kotak-kotak besi jendela dunia tersebut berisi beragam buku dengan suasana di sekitarnya yang dibangun senyaman mungkin.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku pihaknya telah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan literasi di masyarakat. Selain menyiapkan container library, dari sisi sarana dan prasarana, ada mobil dan motor perpustakan keliling yang bertugas di seluruh wilayah Banyuwangi.
Terlebih saat ini dihadapkan pada kenyataan rendahnya minat baca penduduk Indonesia, termasuk di kalangan anak-anak.
"Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh minat baca masyarakatnya. Untuk kontainernya sekarang sedang didesain dan ditata isinya. Tahun ini juga akan kita tambah kontainer serupa di sejumlah titik, termasuk di destinasi wisata," kata Anas di lounge Pemkab Banyuwangi, Selasa (7/2/2017).
![]() |
Selain menyediakan sarana prasarana, sambung Anas, Pemkab Banyuwangi mewajibkan siswa dari tingkat SD-SMP sederajat berkunjung ke perpustakaan daerah (Perpusda) satu pekan dalam sekali. Bukan hanya membaca, mereka juga diminta untuk membuat ringkasan atas buku yang telah dibacanya.
Anas menjabarkan, ada sedikit paksaan dibuat agar siswa mau datang dan membaca ke perpustakaan. Perpustakaan milik sekolah juga diinstruksikan supaya dibuka bagi umum. Dengan rangsangan ini, sekolah-sekolah juga berupaya untuk inovasi meningkatkan minat baca.
Pemkab juga mewajibkan di setiap kantor desa diadakan perpustakaan desa. Ada tiga mobil keliling yang setiap harinya mengunjungi sekolah, pondok pesantren dan perguruan tinggi. Kewajiban mengunjungi perpustakaan merupakan salah satu cara mendorong budaya membaca di masyarakat.
"Di awal memang perlu kita sedikit paksa untuk membentuk kebiasaan. Karena itu, perlu dilakukan pendekatan khusus untuk menumbuhkan kecintaan siswa pada buku. Nah, apalagi seiring program Smart Kampung, di tiap kantor desa harus disediakan perpustakaan," jelas Anas.
Sementara Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Banyuwangi, Abdul Kadir, menambahkan program mewajibkan berkunjung ke perpusda dilakukan sejak bulan Februari 2017. Masing-masing sekolah diwajibkan mengirim 50-100 siswanya setiap minggunya.
"Selain membaca buku, anak-anak juga diwajibkan membuat resume buku yang telah dibacanya," tutup mantan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Banyuwangi tersebut. (fat/fat)