Subandi (45) warga Desa Sumobito mengatakan, jebolnya tanggul terjadi, Rabu (25/1) menjelang tengah malam. Menurut dia, debit air yang meningkat kiriman dari wilayah hulu di Wonosalam membuat tanggul yang sudah kritis ambrol.
"Ambrol di dua titik sepanjang 50 meter sehingga air sungai meluap ke sawah dan perkampungan," kata Subandi di lokasi, Kamis (26/1/2017).
Ambrolnya tanggul Sungai Gunting berdampak cukup luas. Sekitar 85 hektare tanaman tebu dan padi di Kecamatan Mojoagung, Kesamben dan Sumobito. Tak hanya itu, jalan desa tepat di sisi timur Sungai Gunting terputus. Bahkan jalur alternatif Mojokerto-Jombang via Curah Malang tergenang air.
![]() |
"Kami berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul sungai. Karena hujan masih tinggi, kalau dibiarkan banjir akan meluas," ujar Subandi.
Meluapnya Sungai Gunting juga mengakibatkan banjir di empat desa di tiga kecamatan. Diantaranya Desa Sumobito dan Curah Malang-Kecamatan Sumobito, Desa Karobelah-Kecamatan Mojoagung, dan Desa Pojokrejo-Kecamatan Kesamben.
Seperti di Desa Curah Malang, ketiggian air di perkampungan mencapai 30 cm sampai 1 meter. Menurut salah seorang warga, Nurhayati (50), air mulai masuk pemukiman penduduk sekitar pukul 03.00 Wib.
"Kami minta pemerintah serius mengatasi banjir ini," tandasnya. (fat/fat)