"Karena kejadian sapi-sapi yang sakit dan mati tersebut didahului dengan kembung. Mungkin pakannya ada yang beracun, pakan dari daun yang masih muda, terlebih saat ini musim hujan, jadi banyak rumput muda," kata Kepala Dinas Peternakan Tulungagung, Tatik Andayani, Rabu (25/1/2017).
Menurutnya, dinas peternakan tidak tinggal diam terkait dengan kejadian tersebut. Saat ini tim penyuluh diterjunkan ke sejumlah wilayah yang terdampak untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat dan para peternak.
Rencananya, penyuluhan tersebut akan dilakukan secara menyeluruh di 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Tulungagung. Proses tersebut akan melibatkan sejumlah elemen, mulai dari pemerintah desa, peternak, warga, kepolisian hingga TNI.
"Harapannya masyarakat bisa lebih tahu dan segera melaporkan ke kami (dinas peternakan) apabila terjadi kasus kematian sapi," ujarnya.
Lanjut Tatik, dengan adanya laporan dan partisipasi masyarakat maupun peternak tersebut, Dinas Peternakan Tulungagung akan langsung turun tangan untuk melakukan pemeriksaan. Sehingga bisa diketahui secara pasti penyebab kematiannya dan tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Sebelumnya, enam sapi milik warga di Desa Pinggirsari, Kecamatan Ngantru, Tulungagung mati mendadak. Kematian sapi-sapi tersebut terjadi secara beruntun dengan ditandai penurunan nafsu makan serta kejang-kejang. (bdh/bdh)