.webp)
"Dibawanya Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB," ujar Adhadi, salah seorang anggota Satpol PP, saat dihubungi detikcom, Minggu (22/1/2017).
Adhadi turut serta saat mengantar AM menuju ke Liponsos. Adhadi mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan di RSUD dr Soewandhi, AM diperbolehkan pulang. Selama menjalani pemeriksaan, kakek AM datang dan turut mendampingi cucunya.
Setelah pemeriksaan selesai dan AM diizinkan pulang, kakek AM ingin membawa cucunya pulang. Namun gadis berjilbab itu enggan. Bahkan AM sempat berteriak-teriak karena tak mau lagi kembali ke rumahnya. Kakeknya pun pasrah.
"Kakeknya sempat cerita kalau AM takut sama neneknya yang ada di rumah. Kata kakeknya lagi, AM sering diomeli dan dimarahi. Mungkin itu yang membuatnya takut kembali ke rumah," kata Adhadi.
Satpol PP pun membawa AM kembali ke kantor Satpol PP di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Dari sana, diambil kesepakatan bahwa AM mau tidak mau harus dibawa ke Liponsos.
"Kalau keadaan dia sekarang di sana, saya tidak tahu," tandas Adhadi.
AM pada Sabtu (21/1/2017) kemarin mendatangi pos keamanan Bank BCA di Jalan Veteran. Kepada satpam, AM mengaku telah menjadi korban penculikan. Karena AM takut ke kantor polisi, maka AM dijemput dan didampingi oleh anggota Satpol PP Surabaya.
AM kemudian dibawa ke RSUD dr Soewandhi untu dilakukan pemeriksaan. APakah benar AM menjadi korban penculikan? Itu belum bisa dipastikan. Lagi pula ada banyak kejanggalan terhadap cerita AM. Beberapa di antaranya adalah saat melapor, AM membawa helm dan tas ransel.
Kondisi dan keadaan AM juga relatif bersih dan rapi. Tak terlihat ada upaya paksa yang membuat keadaannya acak-acakan. Padahal AM bercerita kalau ia diculik dalam keadaan dibekap dan dimasukkan mobil. AM mengaku diculik selama tujuh hari. (iwd/gik)
