Ruang kelas 1 sejak kemarin telah dikosongkan. Bagaimana tidak, seisi ruangan penuh dengan reruntuhan atap yang ambruk. Kerangka atap, genting, hingga kayu kuda-kuda berserakan di ruang kelas tersebut.
Kepala SDN Randuwatang, Subejo mengatakan, insiden ambruknya ruang kelas 1 tak sampai menimbulkan korban. Pasalnya, bangunan yang direnovasi tahun 2009 itu runtuh, Sabtu (14/1) malam saat tak ada kegiatan di sekolah.
"Kegiatan belajar mengajar murid kelas 1, 2 dan 3 kami pindahkan. Karena ruang kelas 2 dan 3 masih satu rangkaian. Kami khawatir akan mengalami hal yang sama," kata Subejo, Selasa (17/1/2017).
Subejo menjelaskan, kegiatan belajar mengajar murid kelas 1 saat ini direlokasi ke musala sekolah. Sementara kelas 2 dan 3 harus rela belajar berdesakan dengan murid kelas lain.
"Karena satu ruangan untuk dua kelas, suasana belajar tak bisa tenang. Anak-anak kesulitan fokus belajar," ujarnya.
Menurut Subejo, ambruknya atap ruang kelas 1 memunculkan tanda tanya. Bagaimana tidak, ruang kelas tersebut tergolong baru lantaran direnovasi tahun 2009. Dia menduga buruknya material bangunan yang digunakan sehingga mudah rusak dimakan rayap.
"Kemarin sudah ada dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang meninjau, kami tidak tahu pembangunan ulang nanti seperti apa," terangnya.
Safitri, salah seorang murid kelas 1 SDN Randuwatang mengaku sudah tak nyaman belajar berdesakan dengan murid kelas lain. Dia berharap ruang kelas yang rusak segera diperbaiki.
"Sudah tak nyaman. Kepinginnya cepat diperbaiki," cetusnya. (fat/fat)