Bocah Penderita Tumor Gusi asal Blitar Berhasil Dioperasi

Bocah Penderita Tumor Gusi asal Blitar Berhasil Dioperasi

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Senin, 09 Jan 2017 19:43 WIB
Foto: Imam Wahyudiyanta
Surabaya - Shinwan Bintang Wiratama, bocah penderita tumor gusi asal Blitar, telah menjalani operasi. Tumor yang memenuhi rongga mulut bocah 7 tahun itu telah diangkat.

Operasi yang dilangsungkan pada Kamis (5/1/2017) itu dilakukan oleh tim dokter spesialis yang berjumlah 7 dokter. Diketuai oleh Dr Urip Murtejo SpB-KL. Tim dokter berasal dari RS PHC, RSU dr Soetomo dan RS Airlangga.

"Operasinya sudah berhasil, Kamis kemarin. Operasinya berlangsung sekitar 5 jam," ujar Urip dalam konferensi pers di Gedung Serba Guna RS PHC, Senin (9/1/2017).

Urip mengatakan kasus yang dialami Bintang adalah cherubism yakni kelainan yang berupa tumor jinak. Tumor gusi ini menekan tidak hanya rahang bawah, tetapi rahang atas bocah asal Blitar ini. Pengobatan terhadap Bintang sudah diusahakan oleh orang tuanya baik secara medis maupun alternatif, namun belum berhasil.

Dengan bantuan CSR dari PT Pelindo III, bocah pasangan Joko Sapuan dan Yunariah ini akhirnya ditangani tim dokter spesialis. Urip menyebut ada empat alasan Bintang harus dioperasi. Pertama adalah rahang atas dan bawah semakin membesar sehingga bila dibiarkan maka akan menimbulkan gangguan pada pernapasan

Kedua adalah gangguan makan bisa terjadi bila tidak dioperasi. Ketiga adalah bisa mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada mata. Dan keempat adalah semangat Bintang untuk tetap survive. Keluarga ingin Bintang kembali pada sisi psikisnya yang normal.

"Operasinya tidak terlalu sulit. Tumornya memang besar tetapi tidak ganas. Operasi juga tidak menimbulkan perdarahan terlalu banyak," kata Urip.

Urip menambahkan bahwa operasi pada Bintang sifatnya adalah reduksi dan bukan radikal. Reduksi berarti mengurangi atau menghilangkan tumor yang ada untuk kemudian menata dan memperbaiki rahang agar bisa kembali seperti semula.

"Tumor yang diambil beratnya sekitar 1 kg terdiri dari daging dan otot. Kalau (tumor) sudah diambil seluruhnya, diharapkan nantinya bisa 'mingkem'. Itu nanti dilatih," lanjut Urip.

Pascaoperasi, memang sudah tak ada tumor di rongga mulut Bintang. Tetapi mulut Bintang belum bisa mengatup. Bintang juga masih harus makan dan minum melalui selang.

Di balik keberhasilan operasi Bintang, Urip menyebut ada kesulitan tersendiri yakni pada proses pembiusan. Dokter anestesi kesulitan melakukan pembiusan menggunakan masker wajah dan fiber optic. Pembiusan pun akhirnya dilakukan dengan melakukan tracheostomy yakni membuat lubang di saluran pernapasan. Dari lubang itulah obat penenang diberikan. Setelah Bintang tenang, berikutnya adalah obat bius yang diinjeksikan.

"Biasanya 20 menit selesai, ini memakan waktu 1,5 jam," tambah Urip.

Setelah operasi, kata Urip, pihaknya akan melakukan evaluasi hingga 3 tiga bulan ke depan, apakah ada peningkatan tumor atau tidak. Evaluasi akan dilakukan oleh dokter-dokter spesialis yang lain. "Karena ini tumor jinak, kemungkinan akan berangsur membaik," kata Urip.

Urip terkesan dengan kasus yang dialami Bintang ini. Urip mengaku belum pernah menemukan kasus serupa baik di Indonesia maupun di dunia. Memang Urip pernah menangani kasus serupa, tetapi hanya pada rongga bawah mulut, bukan pada kedua rongga atas dan bawah.

"Saya belum pernah mendengar kasus seperti ini. Ini baru pertama kali di Indonesia. Kasus ini sangat langka," tandas Urip.

Sementara Direktur SDM dan Umum Pelindo III Toto Heliyanto mengatakan pihaknya bertanggung jawab penuh terhadap Bintang dan akan membiayai secara tuntas pengobatan dan setelahnya. Pengobatan terhadap Bintang merupakan program CSR.

"Ditanggung sampai penuh. Pelindo III sebagai BUMN memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Salah satunya dengan pemberian bantuan ini melalui program BUMN Hadir Untuk Negeri," kata Toto.

Joko Sapuan, ayah Bintang, bersyukur atas keberhasilan operasi terhadap anaknya. Berkali-kali pria warga Sananwetan, Kota Blitar ini mengucap syukur dan terima kasih kepada pihak yang terlibat.

"Kami bersyukur penyakitnya bisa diangkat. Terima kasih kepada tim dokter dan Pelindo III. Semoga ke depannya anak saya semakin membaik," kata Sapuan.

Bahkan Sapuan telah mengganti nama anaknya yang semula bernama Shinwan Bintang Wiratama menjadi Imam Waras. Penggantian itu sebenarnya sudah dilakukan di Blitar atau dua minggu sebelum menjalani operasi. Nama itu diharapakan bisa membuat Bintang menjadi anak yang benar-benar sehat.

"Penggantian nama ini merupakan upaya dari kami untuk menuju kesembuhan," ujar Sapuan.

Dari foto dan video yang ada. Keadaan dan kondisi Bintang sehat dan normal seperti anak kebanyakan. Ia bergerak normal meski masih di atas ranjang. Bintang juga terlihat memainkan game dari HP yang dipegangnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.