Petugas pun harus 'turun gunung' untuk memberikan pelayanan medis kepada warga. Termasuk dengan pengobatan massal dan pengasapan atau fogging.
"Melihat banyaknya penderita, desa ini sudah masuk kategori KLB chikungunya. Karena hasil pengamatan epidemiologi sudah ada 30 warga di Dusun Wringin yang terserang chikungunya. Sekarang masih ada sekitar 10 orang yang masih sakit. Keluhannya sama, nyeri tulang, badan panas dan badan lemas," kata Siti Fajriyah, Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu Desa Klampokan, Kecamatan Panji, Senin (9/1/2017).
Fajriyah mengaku pihaknya terus melakukan tindakan untuk menekan tingginya penderita chikungunya di wilayahnya. Di antaranya dengan memberikan pengobatan massal kepada warga, Senin siang.
Pengobatan massal yang dipusatkan di Kantor Desa Klampokan ini diikuti oleh 115 warga. Selain para penderita chikungunya, kegiatan ini juga diikuti oleh warga yang menderita penyakit lain. Artinya, pengobatan tidak hanya disasarkan kepada penderita chikungunya saja.
"Kami juga memberikan abate dan sosialisasi tentang waspada chikungunya. Termasuk cara pencegahannya melalui 3-M Plus, yakni menutup, menguras, atau mendaur ulang barang bekas yang menampung air hujan. Plusnya itu memperbaiki saluran, membuang air tampungan, dan mengganti air vas bunga dan minuman burung seminggu sekali. Sore ini kami juga akan melakukan fogging," papar Siti Fajriyah.
Tak hanya di Desa Klampokan saja. Puluhan warga di desa tetangga, yakni Desa Juglangan, Kecamatan Panji, juga terserang chikungunya. Di desa tersebut, chikungunya menyerang puluhan warga di Dusun Blong Wringin, Desa setempat. Warga yang menderita juga mengalami kelumpuhan sementara.
"Saya sendiri juga kena. Nyeri sekali sampai tiga hari saya tidak bisa jalan. Baru sembuh setelah suntik ke dokter," kata Amra, Kepala Dusun Blok Wringin, Desa Juglangan.
Amra menuturkan, di dusunnya ada puluhan warga yang terserang penyakit chikungunya. Para penderita itu tersebar di 2 RT, masing-masing di RT 01 RW 02 dan RT 05 RW 01. Bahkan, hingga saat ini ada beberapa penderita yang masih tidak bisa berjalan. Mereka mengalami kelumpuhan sementara, akibat nyeri yang disebabkan virus penyakit chikungunya (CHIKV).
"Kemarin di 2 RT sini sudah dilakukan fogging oleh petugas Puskesmas. Mudah-mudahan tidak ada yang terserang lagi," ujar Amra. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini