Situs kuno itu berada di bekas tambang sirtu yang saat ini dalam proses reklamasi. Di atas lahan sekitar satu hektare itu, terdapat bata merah yang berserakan.
Ada pula tumpukan bata merah yang tersusun memanjang dengan tinggi sekitar satu meter menyerupai dinding tembok.
Karakter bata merah yang berukuran besar, mirip dengan struktur pada candi peninggalan zaman Majapahit.
"Bentuk bangunan ini kelihatannya seperti kolam dari bata merah. Warga juga menemukan gentong-gentong dan uang logam kuno," kata Kepala Desa Sugihwaras Veri Mulyatno kepada wartawan, Sabtu (31/12/2016).
Berdasarkan cerita turun-temurun yang dipercaya warga setempat, lanjut Veri, di lokasi penemuan situs kuno itu dipercaya sebagai Kedaton. Namun, dia mengakui belum ada bukti kuat yang menunjang cerita rakyat tersebut.
"Cerita orang dahulu ini tempat pemandian Kedaton. Sementara ini belum ada temuan prasasti, kan belum semua digali," ujarnya.
Untuk mengungkap sejarah di balik situs kuno ini, Veri mengaku telah melapor ke Pemkab Jombang. Warga berharap peneliti dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim turun tangan.
"Sudah kami laporkan ke kabupaten, rencana akan dilaporkan ke BPCB," tandasnya.
Sayangnya, tak ada pengamanan pada situs ini. Banyak orang yang berdatangan karena ingin penasaran ingin menonton dari dekat.
Imbasnya mereka bebas keluar-masuk ke lokasi yang terletak cukup jauh dari pemukiman penduduk. Tak ada pengamanan khusus untuk melindungi temuan itu. (ugik/ugik)