Berlokasi di Komplek Grosir Pasar Ikan Modern Gresik Blok D II/14 di Jalan Raya Ambeng-Ambeng, ULP yang berdiri di lahan seluas 600 meter persegi ini akan melayani warga, khususnya kabupaten yang menjadi wilayah kera Kanim Kelas I Tanjung Perak yakni Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro.
"Nggak perlu datang jauh-jauh ke (Imigrasi) Perak atau Waru (Surabaya). Di sini juga bisa membuat atau memperpanjang paspor," ujar Bupati Gresik Sambari Halim dalam sambutannya sebelum membuka soft launching ULP Kanim Kelas I Tanjung Perak, Kamis (29/12/2016).
Bahkan, kata Sambari, warga Mojokerto yang notabene bukan menjadi wilayah kerja Kanim Kelas I Tanjung Perak, justru lebih dekat bila membuat paspor di ULP Gresik.
"Kalau saya wargaMojokerto, saya akan pilih bikin paspordiGresik. Kenapa? Karena kalau ngurus (paspor) diSurabaya, akan lebih jauh karena banyak belokan.Kalau keGresik kan tinggal lewatMenganti, apalagi nanti ada Tol Legundi," kataSambari.
![]() Kantor imigrasi Tanjung Perak buka di Gresik |
Bagaimanapun, Sambari berterima kasih atas berdirinya ULP di Gresik. Dengan adanya ULP ini, lanjut Sambari, akan memudahkan warganya khususnya daerah pesisir untuk membuat paspor. Sambari mengatakan banyak warga pesisir Gresik yang butuh paspor karena ingin menjadi TKI.
"Dua desa di Bawean masyarakatnya juga banyak yang pergi ke Malaysia dan negara lain. Lamongan dan Tuban juga banyak yang menjadi TKI," tandas Sambari.
Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Hukum dan HAM Jatim Lucky Agung Binarto mengatakan, untuk tahun 2016 ini, Ditjen Imigrasi membangun lima ULP di Indonesia yakni di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, NTB dan Jatim.
Khusus Jatim ada dua yakni di Banyuwangi dan Gresik. ULP di Gresik dibangun berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Imigrasi IMI/0231.GR.01.01 Tahun 2016.
ULP di Gresik hari ini di-soft launching untuk nantinya akan di-launching berbarengan dengan empat ULP lainnya, di hari ulang tahun Imigrasi pada 26 Januari 2107 mendatang. Meski soft launching, namun ULP Gresik sudah bisa melayani permohonan pembuatan dan perpanjangan paspor.
"ULP Gresik ini akan mengurai antrean pemohon paspor yang ada di kantor imigrasi lain. Masyarakat pun akan senang karena jarak untuk mengurus paspor menjadi lebih dekat dan prosesnya lebih cepat," kata Lucky.
Sementara Kepala Kanim Imigrasi Kelas I Tanjung Perak Hasanudin mengaku bahwa antrean pemohon paspor di kantornya jelas akan terurai dengan adanya ULP pertama di wilayah kerjanya ini. Dalam sehari, kata Hasanudin, ada sekitar 200-300 pemohon paspor per hari di Kanim Kelas I Tanjung Perak.
"Di ULP ini kami menyediakan dua booth untuk pengurusan paspor. Satu booth bisa melayani hingga 75 pemohon paspor per hari. Kalau ada dua booth berarti bisa melayani 150 pemohon paspor per hari," ujar Hasanudin.
Sebenarnya ada empat booth yang tersedia, kata Hasanudin, namun hanya dua booth yang digunakan. Untuk ULP, sarana prasarana berupa alat untuk membuat dan memroses paspor oleh kantor pusat hanya dijatah untuk dua booth.
"Namun kami membuat empat booth untuk mengantisipasi bila nanti ada alat baru yang datang, jadi kami tidak bingung membuat booth lagi," lanjut Hasanudin.
Pengurusan paspor di ULP Gresik, tambah Hasanudin, tidak berbeda dengan pengurusan paspor di kantor imigrasi lain. Prosesnya sesuai dengan prosedur standar operasi yang ada. ULP Gresik hanya melayani pembuatan dan perpanjangan paspor saja.
"Kalau kehilangan paspor, tidak bisa diproses di ULP, harus di kantor pusat wilayah karena prosedurnya tidak sama dengan mengurus paspor," kata Hasanudin. (iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini