Dua Patung Raksasa Berdiri di Gereja Desa Pancasila Lamongan

Dua Patung Raksasa Berdiri di Gereja Desa Pancasila Lamongan

Eko Sudjarwo - detikNews
Selasa, 20 Des 2016 11:04 WIB
Patung raksasa dibangun di Desa Pancasila/Foto: Eko Sudjarwo
Lamongan - Dua patung raksasa terbuat dari kertas semen menghiasi gereja di Desa Balun, Kecamatan Turi-Lamongan. Patung ini berdiri di desa yang dikenal dengan Desa Pancasila.

Desa Balun dikenal sebagai Desa Pancasila karena keberagaman agama. Setidaknya tiga agama hidup rukun berdampingan secara damai di desa ini. Rumah ibadah tiga umat ini pun berdekatan dan hanya dipisahkan jalan desa dan lapangan desa. Tiga agama yang hidup rukun berdampingan tersebut adalah Islam, Kristen dan Hindu.

Salah seorang pembuat patung, Joko Istopo mengaku dua patung raksasa itu terbuat dari bahan yang sangat sederhana, yakni kertas semen dan bambu yang banyak ditemui di desanya.

"Untuk membuat patung setinggi 4 meter dan 2,5 meter ini kami membutuhkan sekitar 400 sak bekas semen," kata Joko kepada detikcom di lokasi, Selasa (20/12/2016).

Untuk mempercantik patung ini, Joko bersama kawan-kawannya melapisi kertas semen dengan cat anti air, sebelum dicat kembali dengan cat minyak. Sementara sebagai tambahan ornamen, Joko memanfaatkan stereoform. Bagian tersulit, menurut Joko, adalah membuat bagian kepala, tangan dan kaki.

"Kami memulai membuat patung ini sejak bulan November lalu di sela-sela kegiatan sehari-hari, terutama malam hari," ujarnya.

Ketua wilayah Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Desa Balun, Sutrisno mengatakan, pembuatan 2 patung ini tidak ada maksud lain selain ingin tampil beda dan memberi kesan lain dalam perayaan natal tahun ini. Dua patung ini, terdiri dari patung Yesus Memberkati setinggi 4 meter dan patung bunda Maria sedang menggendong bayi yesus.

"Rencananya akan kami letakkan di depan gereja dan di atas gereja," ungkapnya.

Selain membuat patung raksasa, lanjut Sutrisno, seperti tahun-tahun yang lalu juga membuat kegiatan lomba membuat pohon natal dari barang-barang daur ulang. "Untuk juri lomba pohon natal dari barang daur ulang ini kami mendatangkan dari luar desa," terangnya.

Sutrisno mengaku pembuatan patung-patung ini juga dibantu warga non kristen. Kerukunan antar umat beragama di desa ini juga ditunjukkan saat salah satu dari agama menggelar acara keagamaan. Mereka saling bergantian menjaga agar ibadah berlangsung aman dan tanpa gangguan.

"Misalnya ketika nanti kami sedang natal, maka umat agama lain ikut menjaga kami," tutur Sutrisno. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.