Jamasan atau memandikan Gong yang menjadi pepundi masyarakat di Blitar ini dilaksanakan saat perayaan Maulud Nabi SAW, Selasa (13/12/2016) dan dibuka langsung oleh Bupati Blitar Rijanto.
Dalam sambutannya Rijanto mengharapkan tradisi ritual Siraman Kyai Pradah bisa menjadi ajang pemersatu masyarakat Blitar.
"Alhamdulillah kita bisa berkumpul jadi satu kesatuan di acara ini, walaupun beda agama namun tradisi ritual ini mampu mempersatukan kita yang bersama-sama mendoakan para leluhur dan mengharapkan syafaatnya untuk kesehatan dan keselamatan kita bersama," kata Rijanto.
![]() |
"Saya ajak anak istri kesini, ngalap berkah Kyai Pradah untuk kesehatan, rezjeki dan keselamatan semoga tahun depan bisa datang kesini lagi," tutur Heri Setiawan (45), pengunjung dari Pontianak.
Lain halnya dengan Wiwik (56) warga kelahiran Blitar yang tinggal di Mojokerto mengikuti suaminya. Sudah tiga hari dia datang sendiri ke kampung halamannya hanya untuk menantikan acara Jamasan Kyai Pradah ini.
"Saya harus dapat air jamasannya mbak, sedikit gak apa, buat ngobatin keju linu. Sudah saya buktikan sejak kecil sampai sekarang Alhamdulillah bermanfaat," katanya sambil tersedu karena terharu setelah mendapat sedikit air bekas jamasan dari seorang pengunjung lainnya.
Berkah acara ini juga tampak dari sumringahnya para pedagang yang menggelar lapaknya sejak awal Desember lalu. Dari keterangan beberapa pedagang yang ditemui detikcom, dalam sehari omzet yang mereka peroleh rata-rata mencapai Rp 1 juta.
![]() |
Hal senada juga diakui Verayanti pedagang sprei dan baju yang mengaku bisa menjual 20 potong baju dalam sehari.
Belum lagi dari juru parkir yang berjejer mulai memasuki Kecamatan Sutojayan dari berbagai pintu masuk.
"Sejak tanggal 1 per hari bisa Rp 500 ribu, tapi mulai tiga hari kemarin Alhamdulillah bisa sampai Rp 2 juta per hari," kata Sailan (54) penjaga parkir di belakang alun-alun Sutojayan.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, mulai tahun ini pihak Kecamatan Sutojayan juga menyediakan home stay dengan memanfaatkan rumah rumah warga sekitar yang dinilai layak untuk menjadi penginapan sementara.
![]() |
Jika selama tiga belas hari setiap pedagang bisa mendapat omzet sekitar Rp 15 juta, bisa diperkirakan acara tahunan ini mendatangkan rejeki miliaran rupiah setiap tahunnya. Namun sayang, penataan lokasi pedagang yang datang dari berbagai daerah ke Sutojayan masih jauh dari kesan rapi.
Sekitar 300 lapak yang didirikan di jalan raya Lodoyo sepanjang 500 meter itu membuat pemandangan kumuh dan timbul bau tidak sedap.
"Untuk pengembangan wisata kami akan tata ulang lokasi pedagang supaya lebih rapi, jadi kalau ada bule datang pemandangannya tidak seperti sekarang," ungkap Luhur Sejati, Kepala Disporbudpar Kab Blitar. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini