Memang tidak semudah membalik telapak tangan. Tapi, proses untuk mengubah terus dilakukan. Camat Sawahan M Yunus beserta perangkat kelurahan tiada henti mengajak dan memberdayakan warga yang selama ini ada yang menggantungkan hidup dari bisnis esek-esek menjadi kreatif.
Rumah-rumah penduduknya yang dulunya banyak dijadikan wisma esek-esek dan rumah musik kini bersolek. Dulu di Gang III A, dari 50 rumah yang dijadikan wisma sebanyak 45.
![]() |
Tak hanya pemberdayaan ekonomi yang digenjot camat, namun 'wajah' sejumlah kampung sudah berwarna maupun hiasan gambar mural dengan motif batik.
Pantauan detikcom, kampung yang sudah disulap di Gang III A, IV dan VIII B Kelurahan Putat Jaya. Ketiga kampung tersebut juga mempunyai kelompok masyarakat (pokmas) yang menghasilkan beberapa olahan makanan kecil dan kerajinan kain batik tulis.
"Ini warga yang gotong royong menghias kampung. Catnya ada yang membantu," kata Camat Sawahan M Yunus kepada detikcom, Sabtu (10/12/2016).
![]() |
Ketua RT 3/RW 3 Putat Jaya III A Sarbani yang ditemui menegaskan jika pengecatan rumah warna warni dan mural di kampungnya merupakan keinginan warga yang merindukan perubahan yang lebih baik.
"Warga juga ingin berubah yang dulunya seluruh kampung merupakan wisma dan rumah musik," ujar Sarbani.
![]() |
Animo masyarakat eks lokalisasi yang ingin kampungnya menjadi bersih dan menjadi jujugan wisatawan ini juga seiring dijadikannya eks lokalisasi Dolly dan Jarak sebagai kampung wisata.
Di kampung yang berwarna ini memiliki kekhasan tersendiri. Di Putat Jaya III A itu dikenal sebagai penghasil minuman olahan rumput laut yang disebut Orumy.
![]() |
"Semua buatan warga dan produknya sudah diterima di pasar. Secara bergiliran nantinya setiap kampung di Putat Jaya akan diberdayakan," kata Camat Yunus. (ugik/ugik)